Ribuan Seniman Temanggung Meriahkan Pawai Seni Merdeka

TEMANGGUNG, BANPOS-Menyambut Hari Kemerdekaan ke 77 tahun, Seniman Temanggung bakal menggelar pawai seni merdek, pada Kamis (18/8) mulai pukul 07.30 WIB.

Lebih dari seribu seniman diperkirakan bakal terlibat pada perhelatan akbar pawai seni merdeka. Tak hanya itu, sebanyak 20 kelompok kesenian dari 20 kecamatan akan ikut serta ditambah dua grup yang akan melakukan spesial perform yakni Satria Bumi Phala dan Sanggar Door Anom.

Setiap kelompok kesenian akan membawa 40-45-an orang penari, sehingga dari 20 kelompok sudah mencapai 800-900-an penari, ditambah dengan puluhan niyaga atau pengrawit dalam setiap grup yang disertai pengombyong.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung, Saltiyono Atmaji mengatakan, Pawai Seni Merdeka dikemas dengan mengedepankan artistik dalam penampilan setiap kelompok kesenian. Kelompok yang akan tampil ada 20 kelompok dari 20 kecamatan, serta ada spesial perform dari Jaran Kepang Satria Bumi Phala, dan Reog Ponorogo.

Selain itu, Kadis akan melibatkan pelaku UMKM yang akan menjajakan makanan tradisional khas Temanggung, seperti ento cotot, sego jagung, cetil, ndas borok, ndog gludug, dan lain-lain. Harapannya, dari perhelatan ini akan mengangkat perekonomian masyarakat. Para penjaja makanan tradisional akan berada di sekitar Alun-alun.

“Pawai dimulai dari depan Telkom Temanggung sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan ada tempat pertunjukkan atau panggung kehormatan di depan BCA,” katanya dalam keterangannya, Senin (15/8).

Di depan panggung kehormatan kelompok-kelompok seni ini akan tampil secara atraktif dan inovatif, sehingga penonton bisa menyaksikan gerak tari setiap kelompok kesenian yang ada. Hal ini sekaligus untuk mengakomodir keinginan para seniman untuk tampil dihadapan publik setelah selama pandemi Covid-19 tidak bisa pentas.

“Harapan kami bisa benar-benar menghibur masyarakat, terobati kangennya akan adanya kegiatan pawai seni budaya ini yang dulu setiap HUT Kemerdekaan RI selalu digelar. Jadi Pawai Seni Merdeka ini dalam rangka mangayubagya, memeriahkan HUT Kemerdekaan RI dengan cara memberikan hiburan berupa pawai seni,” katanya.

Korlap Pawai Seni Merdeka, Roy Suroyo mengatakan, Parade Seni Merdeka tahun 2022 ini, memiliki nilai lebih dibandingkan dengan acara serupa sebelumnya. Pasalnya, kali ini akan menampilkan seluruh kesenian yang ada di Kabupaten Temanggung. Bahkan ditambah penampilan spesial dari kelompok Jaran Kepang Satria Bumi Phala dan Reog Ponorogo yang langsung didatangkan dari Ponorogo, Jawa Timur.

Pawai Seni Merdeka tahun ini menampilkan seluruh seni tradisi yang ada di Kabupaten Temanggung, agar masyarakat lebih mengenal kekayaan khasanah seni budaya. Selama ini masyarakat lebih banyak mengenali jaran kepang dan topeng ireng, namun sesungguhnya ada banyak ragamnya,

“Temanggung punya wulang sunu, wulang nggato, gatholoco dan lain-lain. Tanggal 18 Agustus, Insyaallah akan tampil 18 ragam atau minimal 15 ragam seni budaya Temanggung,” katanya.

Kelompok kesenian yang akan tampil antara lain, Blendrong dari Kecamatan Bansari, Jaran Kepang Turonggo Jampi dari Kecamatan Temanggung, Jaran Kepang (Jumo), Minak Koncer Tri Tunggal Budi Utomo (Kaloran), Gambus Peksi Muda Merdeka (Bulu), Bangilun Warga Santoso (Kledung), Kubro Siswo (Kedu), Reog Ponorogo (Tlogomulyo), Soreng Mudo Krido Budi Utomo (Pringsurat), Ghatoloco (Kandangan), Tari Warok TRJ (Wonoboyo), Seni Baduwi Bintang Sembilan (Tembarak).

Kemudian ada Topeng Panji Butan (Selopampang), Jaran Kepang (Ngadirejo), Lengger (Candiroto), Warokan Turangga Muda Sekar Budaya (Bejen), Dolalak Satria Muda (Gemawang), Topeng Ireng Mekar Rimba (Parakan), Topeng Loreng (Tretep).

Kelompok-kelompok tersebut, saat ini sudah mempersiapkan diri dengan latihan rutin, agar penampilan mereka bisa maksimal saat tampil di hadapan publik pada Pawai Seni Merdeka, pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2022, mulai pukul 07.30 WIB di Kota Temanggung.

Di Kabupaten Temanggung sendiri, ujar Suroyo, terdapat 2.600-an kelompok kesenian tradisional. Dari jumlah tersebut, jaran kepang atau kuda lumping merupakan yang terbanyak, yakni 865 kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Temanggung adalah masyarakat yang berbudaya, berdarah seni, bahkan sejak zaman nenek moyang dulu.

“Kelompok seni kita dari segi kualitas maupun kuantitas memang sangat baik sekali dan saat ini Temanggung menjadi salah satu tolok ukur bagi teman-teman di daerah lain dalam penyelenggaraan event maupun garapan-garapan seni tari maupun iringan musik,” katanya.

Lebih jauh, Suroyo menjelaskan, terkait penampilan spesial dari Jaran Kepang Satria Bumi Phala. Group ini mengusung gerak tari yang benar-benar mengusung ruh jaran kepang khas Temanggung, konsep Idakep 72. Selain itu, dari segi busana dan tata rias juga unik dan eksentrik.

Secara akademik jaran kepang idakep juga bisa dipertanggungjawabkan setelah mendapat masukan dari para akademisi dari ISI Jogja dan ISI Solo.

“Kita punya ciri khas tersendiri untuk Jaran Kepang Satria Bumi Phala, karena memiliki keunikan pada gerakan tari yang atraktif dan telah ditulis dalam sebuah konsep, yakni konsep Idakep 72. Sejak tahun 2020 kita sudah mendapat sertifikasi dan legalitas dari kementerian, bahwa nama jaran kepang sudah menjadi haknya Temanggung, beda dengan jatilan Jogja, ebeg Banyumas, jaranan Jawa Timur,” terangnya.

Sementara itu, kelompok kesenian Sanggar Tari Door Anom dari Ponorogo Jawa Timur juga akan tampil dengan Reog Ponorogo menjadi tamu dalam Pawai Seni Merdeka di Temanggung. Mereka akan tampil secara totaliltas menghibur masyarakat Kabupaten Temanggung dan sekitarnya.

Pimpinan Sanggar Tari Door Anom Ponorogo Deny Setiawan mengatakan, tari Reog yang akan ditampilkan merupakan tari reog untuk festival. Ia pun menjanjikan repertoar tari yang akan disajikan bisa memacu adrenalin penonton. Reog memiliki ciri khas pada properti yang terdiri dari Singa Barong, topeng Bujang Ganong, dan kostum penari. Kemudian ada sosok warok bermake up tegas dan garang.

Reog menceritakan perang antara Kerajaan Kediri melawan Kerajaan Bantarangin, dimulai dari Raja Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri bernama Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit. Namun pada perjalanannya Raja Suwandana dicegat oleh Raja Kediri Singabarong disertai prajurit terdiri hewan singa dan burung merak. Raja Kelana dikawal wakilnya Bujanganom dan warok, kemudian saling berperang hingga akhirnya berdamai dan Bantarangin bisa meminang Dewi Ragil Kuning. (RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *