JAKARTA, BANPOS-Direktur Eksekutif Lembaga Riset dan Konsultasi Politik Algoritma Aditya Perdana menyampaikan, peluang munculnya figur-figur capres-cawapres alternatif masih terbuka. Hal itu diungkapkan Aditya merujuk pada survei nasional perdana lembaga yang dipimpinnya.
Pada survei nasional yang dilakukan Algoritma, ada tiga nama yang secara elektoral tertinggi yaitu secara berurutan untuk capres adalah Ganjar Pranowo (27,8 persen), Anies Baswedan (18,5 persen) serta Prabowo Subianto (12,9 persen).
Sementara untuk Cawapres ada empat nama yang memiliki peluang elektoral yang besar yaitu Ridwan Kamil (24,6 persem), Sandiaga Uno (14,3 persem), Agus Harimurti Yudhoyono (8,3 persem), dan Erick Thohir (7,5 persem).
“Memang gap dengan nama-nama di urutan bawahnya cukup besar, namun bukan jaminan angka ini tidak berubah, terlebih jika para kompetitornya bisa melihat peluang kebutuhan publik terkait capres-cawapres untuk Pilpres 2024,” tutur Aditya dalam keterangannya, Senin (22/8).
Dia menuturkan, ada fenomena munculnya pesimisme publik bahwa nama capres- cawapres terbatas pada beberapa tokoh yang memuncaki urutan tiga besar pada berbagai survei.
Diterangkan, survei yang dilakukan Algoritma menunjukkan masih besar peluang untuk munculnya nama-nama capres alternatif. Masih ada gap antara pilihan politik masyarakat yang terekam dalam berbagai survei dengan persepsi dari publik terhadap kemampuan beberapa nama yang sudah beredar terkait kemampuannya menyelesaikan beberapa masalah utama yang dihadapi bangsa ini.
Menurut Aditya, sekalipun beberapa nama memuncaki tiga besar dalam berbagai survei, sebenarnya yang memilih pun masih ada ganjalan keraguan akan figur yang dipilihnya.
Mayoritas responden yang dalam survei memilih salah satu nama yang ada di urutan 3 besar yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto masih memiliki keraguan tokoh yang dipilihnya merupakan sosok yang tepat dalam empat hal yang dijadikan tolok ukur.
Yakni Polarisasi Masyarakat, Pemulihan Ekonomi, Pemberantasan Korupsi serta Peran Indonesia di Level Internasional.
“Data mengenai persepsi ini seringkali terlewatkan padahal bisa menjadi masukan berharga untuk nama-nama baru untuk melejit ataupun nama-nama pemuncak klasemen survei untuk memperkuat persepsi publik terhadapnya,” tandasnya.
Direktur Riset dan Program Algory Fajar Nursahid menjelaskan, dinamika dan perubahan politik terkait sosok yang akan diusung di Pilpres 2024 sangat mungkin terjadi.
Hal itu menurutnya didukung oleh situasi partai yang sekalipun sudah mulai berkoalisi namun belum menentukan figur yang diusung. Selain itu, menurutnya berdasarkan hasil surveinya publik kian rasional dalam menentukan pilihannya.
“Publik tetap sadar bahwa figur yang dipilihnya memiliki beberapa kekurangan dalam empat isu besar yang dijadikan tolok ukur,” tuturnya.
Fenomena temuan dalam survei ini jadi hal yang positif. Pertama, rakyat Indonesia kian realistis dalam menilai kemampuan dan potensi sosok yang dipilihnya. Sosok yang dipilih tidak dianggap sebagai sosok yang bisa melakukan segalanya.
Yang kedua, pihaknya melihat sangat besar peluang untuk menculnya capres alternatif karena masih ada gap yang cukup besar baik dari pemilih yang belum menentukan pilihan maupun keyakinan akan kemampuan sosok-sosok yang namanya sudah beredar.
Temuan spesifik seperti ini, lanjutnya, perlu menjadi bahan pertimbangan para figur yang namanya memuncaki bursa capres-cawapres. Selain itu, menjadi masukan bagi partai politik peserta pemilu dalam memilih bakal calon presiden dan wakil presiden. Juga menjadi masukan bagi capres yang namanya sudah beredar terkait gap persepsi publik terhadap performanya.
“Berikutnya, mendorong dan menggali lebih jauh jika ada capres-cawapres yang belum muncul ke publik agar lebih dimunculkan ke hadapan publik,” pungkas Fajar.
Survei Algoritma ditujukan terhadap 1.206 responden di seluruh Indonesia mewakili pendapat pemilih secara nasional. Margin of error diperkirakan +/- 3 persem pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada 23 Juli sampau 05 Agustus 2022, melalui wawancara telepon menggunakan kuesioner. (RMID)
Tinggalkan Balasan