JAKARTA, BANPOS – Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Kota Medan, Sumatera Utara, mendukung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilu 2024. Alasannya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini dapat mewakili kepentingan umat Islam.
Padahal, PPP di tingkat pusat telah menjalin koalisi dengan Partai Golkar dan PAN. Keduanya mengikat janji dalam Koalisi Indonesia Baru (KIB). Namun, memang koalisi tersebut belum mendeklarasikan bakal capres yang diusung pada Pilpres 2024.
Politikhariini mengunggah foto Anies Baswedan yang dipakaikan serban warna hijau khas PPP. Di sekelilingnya beberapa kader PPP menyambut antusias kehadiran mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut.
Politikhariini mengatakan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono meminta para kadernya tunduk dan taat asas. Mardiono menegaskan, sampai saat ini PPP masih di dalam KIB.
“Jangan terburu-buru deklarasi dukungan sebelum pusat menentukan,” ujar @Politikhariini dalam caption-nya, mengutip pernyataan Plt Ketua Umum PPP Mardiono.
Akun @Gimbalz memprediksi, kisruh PPP akan terus berlanjut. Musababnya, beda dukungan calon presiden di Pilpres 2024. Pemilih PPP umumnya mendukung Anies Baswedan sebagai capres, sedangkan DPP PPP berupaya tidak ke Anies.
“Sejumlah kader PPP lebih setuju Anies sebagai bacapres dalam Pemilu 2024,” duga @capparuni.
Akun @Ismue1 menyambung. Dia yakin, akar rumput PPP, sekitar 90 persen mendukung Anies Baswedan sebagai Bacapres. Para ketua umum partai politik dalam KIB hanya pegang bendera saja tanpa ada massa.
“Kader PPP makin cerdas karena tidak mau pilih pemimpin yang abal-abal dan yang pasti-pasti aja,” tukas @Mfi122.
Akun @DirmanNuari mengingatkan, Plt Ketua Umum PPP agar menuruti aspirasi anggota partai. Menurut dia, menyerap dan mengikuti aspirasi anggota dan kader akar rumput dapat meningkatkan elektabilitas PPP. “Daripada mengikuti pilihan partai lain,” ujarnya.
Akun @Isutosuta mengatakan, pada Pemilu 2024 saatnya PPP berkuasa, karena partai lawas sisa Orde Baru yang belum berkuasa cuma PPP saja. Asalkan, mereka cerdas melihat situasi dan nama-nama capres yang populer di kalangan masyarakat.
“Jika Anies menang, PPP ikut besar. Dan kepemimpinan Anies tidak ada kendala untuk berdialog mengatasi permasalahan bangsa,” ujar @Makmur1374.
“Siap-siap PPP jadi partai gurem jika mengabaikan mayoritas keinginan kader soal capres,” tandas @subur0204.
Akun @Ariiq3963 mengingatkan PPP agar tidak sembrono memilih capres. Bahkan, PPP lebih aman mencalonkan Anies Baswedan agar partai tetap masuk Senayan. “Percaya deh,” kata dia, menyakinkan.
Senada dilontarkan @rochdiyan. Kata dia, kalau PPP masih mau ada di Senayan (DPR), suka tidak suka harus dukung Anies Baswedan. Soalnya, konstituen partai berlambang Kabah ini lebih dekat kepada Anies Baswedan, ketimbang nama bacapres lainnya.
Akun @Andihilman18 mengatakan, dukungan buat capres Anies Baswedan tidak perlu tampilan fisik, tapi fakta. Sebab, para petinggi partai politik yang berdasi hanya seremoni belaka demi kepentingan mereka. “Jadi, Anies butuh suara bukan dandanan,” kata dia.
Akun @Jeffrytanjung menegaskan, setiap orang bebas menentukan pilihan pemimpinnya. Hanya saja, bila ada ultimatum sanksi dari DPP PPP, hal itu bentuk pemaksaan.
“Setiap orang punya pilihan masing-masing. Biasanya, pertama ditentukan berdasarkan kedekatan dulu seperti pertemanan, keyakinan, hobi, baru setelah itu berdasarkan keilmuannya,” ujar @AdhiZuklkarnaen.
Sementara, @Harie-Harie tidak setuju bila PPP mendukung Anies Baswedan. Dia mempertanyakan prestasi Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Kita memilih pemimpin yang punya prestasi, bukan yang banyak basa-basi,” kritiknya.
Akun @RidNgemil tidak mau berpihak mendukung Anies maupun Ganjar. Dia bilang, Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga santai saja dalam melihat perbedaan pilihan, meskipun dalam satu partai politik sekalipun.(RM.ID)
Tinggalkan Balasan