SERANG, BANPOS-Kota Serang menjadi daerah dengan penyumbang angka inflasi tertinggi di Provinsi Banten pada kuartal bulan Oktober 2022 year to year. Berdasarkan data BPS, angka inflasi di Kota Serang tercatat mencapai 7,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,02. Kemudian disusul Kota Cilegon sebesar 6,34 persen dengan IHK sebesar 115,26.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 10 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 18,95 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 7,53 persen. Kemudian kelompok kesehatan sebesar 7,10 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,02 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,80 persen serta beberapa faktor lainnya.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar dalam siaran persnya usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) inflasi bersama seluruh kepala daerah yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, secara virtual dari Pendopo Gubernur KP3B, Kota Serang, Senin (7/11) mengatakan, sektor transportasi menjadi penyebab tingginya angka inflasi di Kota Serang selain rokok, tahu mentah, gula pasir dan kedelai.
“Untuk itu kita akan coba intervensi secara langsung ke Kota Serang untuk mengetahui pangkal masalah dari hal itu,” katanya.
Ia menjelaskan, pemprov akan melakukan langkah-langkah terukur untuk melakukan stabilisasi laju inflasi di Kota Serang. Akan dalami kembali data-data teknisnya.
Tetapi secara umum, lanjut Al, dengan penyesuaian harga BBM yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu itu, yang sempat berkontribusi pada naiknya angka inflasi, kalau dihitung saat ini seharusnya sudah membentuk harga baru dan sudah ketemu titik keseimbangannya.
“Mestinya begitu, tidak menjadi persoalan. Tapi secara umum kondisi di Banten cukup baik,” pungkasnya.
Terkait dengan kemungkinan penurunan tarif angkutan umum, diungkapkan Al, dirinya masih menunggu kebijakan secara berjenjang dari pusat seperti apa arahannya. Mengingat hal itu merupakan kebijakan pusat. “Kita masih nunggu,” ucapnya.
Mendagri Tito Karnavian menambahkan, inflasi merupakan persoalan global yang semua pihak harus ikut terlibat menyelesaikannya. Banyak negara-negara di belahan dunia, yang angka inflasinya sudah mencapai dua digit, bahkan beberapa negara di Eropa sudah mencapai 30 persen. “Negara anggota G20 juga sama, termasuk Amerika Serikat (AS) yang sudah mencapai 8,2 persen,” katanya.
Di tengah kekhawatiran dunia akan inflasi itu, negara kita masih dalam kondisi membaik yakni di angka 5,71 persen, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,90 persen. “Semua itu merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi kita bersama, termasuk kepada seluruh kepala daerah tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota,” katanya.(RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan