INDONESIA, BANPOS – Politikhariini mengunggah meme Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, mengangkat satu tangan dengan telapak tangan terbuka.
Di dalam meme itu, ada beberapa pernyataan Ahok. Dia menegaskan, bukan sebagai tokoh utama yang menentukan naik atau turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia bilang, statusnya hanya berada di posisi kelima pemangku kepentingan di Pertamina.
“Saya boleh sampaikan ya, banyak orang pikir naiknya BBM, turunnya BBM, salahnya Ahok. Pokoknya kalau apa-apa Ahok yang salah. Tapi memang faktanya, kita itu terlalu takut untuk sub¬sidi langsung ke rakyat,” kata Ahok.hariini dalam caption-nya.
Akun @autobota5699 membela Ahok. Kata dia, Ahok hanya sebagai komisaris utama (Komut) PT Pertamina. Sehingga, Ahok tidak berhak menaikkan dan menu¬runkan harga BBM.
“Ahok hanya menjalankan tugas seba¬gai komisaris, sedangkan yang mengatur harga BBM itu Presiden,” sambung @Awondatu_vina.
Akun @Ar_akramAR mengulang pernyataan Ahok. Kata dia, Ahok hanya orang ke-5 sebagai penentu kenaikan harga BBM. Dia menjelaskan penentu nomor 1 sampai 4.
“Pertama, Presiden Jokowi. Kedua, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Ketiga, Menteri BUMN Erick Thohir. Keempat, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati,” jelas dia.
Kata @Ignastherry, kendati hanya orang ke-5 dalam memutuskan harga BBM, Ahok berhasil mempertahankan re-kor selalu untung untuk PT Pertamina.
Kata @Fadlur_Rochman, komisaris itu tugasnya memantau jalannya perusahaan. “Komisaris ditunjuk oleh pemilik saham, dalam hal ini negara sebagai pemilik terbesar saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” jelas @ Fadlur_Rochman.
Akun @Andi_Widjaja menjelaskan, komisaris di suatu badan usaha biasanya ada beberapa orang (board of commis-sioners). Fungsinya, lebih kepada pen¬gawasan dan memberikan nasihat kepada direktur atau direksi. Bila para komisaris terlalu aktif, maka akan dijuluki komisa¬ris rasa direktur.
“Memang posisinya serba salah, dan pasti akan disalahkan terus menerus karena kebetulan salah satu komisaris bernama Ahok,” ujarnya.
Akun @Chimpunk mengatakan, komis¬aris itu mendapat gaji besar dan sering ikut rapat penting bersama direksi. Hanya saja, jabatan komisaris bukan sebagai penentu pembuat keputusan.
“Komisaris itu nggak harus tanggung jawab apa-apa dan tidak harus tanggung jawab ke siapa-siapa. Pantesan banyak orang pingin jadi komisaris,” kata @ Saban_ray.
Sebetulnya, kata @Wrahardian2, rakyat sudah tahu kenaikan harga BBM keputusan Pemerintah yang ingin men-gurangi subsidi. Sehingga, bukan kes¬alahan Ahok yang jadi komisaris utama PT Pertamina.
“Ahok tidak perlu bereaksi menjelas¬kan pada orang yang sebetulnya sudah paham. Cuekin aja,” saran dia.
Akun @Randy_Matua memohon ban¬tuan kepada Ahok agar BBM bersubsidi bisa turun. Soalnya, rakyat dengan gaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR) makin miskin karena inflasi.
Sementara, @Musa2611 mengatakan, sebagai rakyat yang sehari-hari menggu¬nakan BBM bersubsidi belum merasakan dampak signifikan kehadiran Ahok seba¬gai Komut Pertamina.
Akun @SlametAye mengaku kecewa Ahok menjadi Komut Pertamina. “Begitu Ahok berada di Pertamina, malah rugi kalau BBM tidak dinaikkan,” kritiknya.(RM.ID)
Tinggalkan Balasan