AUSTRALIA, BANPOS – Australia menyumbang 50 juta dolar Auatralia atau sekitar Rp 518 miliar untuk Pandemic Fund (Dana Pandemi.
Dana Pandemi ini adalah sebuah dana perantara keuangan global terbaru untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa mendatang.
Proyek yang diluncurkan Presiden Joko Widodo akhir pekan lalu adalah puncak dari upaya global untuk memastikan dunia belajar dari Covid-19.
Ini adalah perjanjian bersejarah yang dirancang meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan, untuk memungkinkan tanggapan yang lebih cepat dan terkoordinasi terhadap ancaman pandemi di masa depan.
Ini juga akan memberikan pembiayaan jangka panjang tambahan untuk membantu memperkuat kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi nasional, regional dan global.
Dana Pandemi diselenggarakan Bank Dunia dan mengacu pada keahlian teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Australia adalah salah satu donor yang memiliki kontribusi saat ini dengan total lebih dari 1,4 miliar dolar Australia (Rp 14,5 triliun).
Beberapa di antaranya melingkupi pendanaan pengadaan vaksin Covid-19 dan dukungan yang ditargetkan untuk peluncuran vaksin nasional sebesar 623 juta dolar Australia (Rp 6,4 triliun) dan Komitmen Pasar Muka Fasilitas Covax sebesar 215 juta dolar Australia (Rp 2,2 triliun).
“Ada konsensus yang jelas bahwa dunia perlu lebih siap untuk menanggapi kejadian di masa depan,” ucap Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam keterangan tertulis Kedubes Australia, kemarin.
“Saya menyambut kepemimpinan kepresidenan G20 Indonesia dalam membentuk Dana Pandemi dan berharap untuk membentuk rencana pandemi di masa depan,” sambungnya.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan, Indonesia telah memainkan peran kepemimpinan yang vital dalam melaksanakan inisiatif penting ini untuk memperkuat tata kelola kesehatan global.
“Australia akan memainkan perannya untuk mempromosikan respons global terhadap kesiapsiagaan pandemi dan upaya respons, serta untuk memastikan fokus yang kuat pada kebutuhan kawasan kita,” ujar Wong.
Bendahara Persemakmuran Australia Jim Chalmers mengatakan, dunia tidak siap menghadapi Covid-19 sekitar dua tahun lalu. Namun, tegasnya: dunia harus bisa siap menghadapi pandemi baru di masa mendatang.
“Dana Pandemi adalah salah satu investasi terpenting yang dapat kami lakukan dalam membatasi dampak pandemi di masa depan,” kata Chalmers.
“Tanggapan global yang didanai dengan baik adalah langkah penting untuk melindungi warga Australia dan ekonomi kita dalam setiap pandemi global di masa depan,” imbuhnya.
Sementara Menteri Kesehatan dan Perawatan Lansia Australia Mark Butler mengatakan, virus tidak membeda-bedakan sasaran. Jadi rencana pandemi di masa depan tidak dapat dibuat secara terpisah.
“Dana ini akan sangat membantu untuk memperkuat sistem pengawasan dan pelaporan global,” pungkasnya.(RM.ID)
Tinggalkan Balasan