PM Kamboja Pulang Kampung Duluan

KAMBOJA, BANPOS – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen terpaksa buru-buru angkat koper, dari arena KTT G20 Bali. Ia harus pulang kampung duluan karena kepatil Covid-19.

Hun Sen termasuk pemimpin negara yang datang terlambat di Bali. Ia baru mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai menggunakan pesawat kepresidenan Kingdom of Cambodia pada Senin (14/11) malam. Maklum, ia baru saja beberes usai menjadi tuan rumah KTT ASEAN, yang ditutup pada Minggu (13/11) lalu.

Beberapa saat setelah menginjakkan kaki di Tanah Air, Hun langsung dites Covid-19, tapi hasilnya tidak langsung ketahuan. Sehingga ia sempat bermalam di Pulau Dewata.

Baru pada esok paginya, kabar kurang mengenakan datang. “Teman-teman tercinta, sekarang saya dinyatakan positif Covid-19,” tulisnya, di Facebook, kemarin.

Sontak, kabar tersebut bikin geger. Sebab, sejumlah kepala negara yang hadir di KTT G20 sempat kontak erat dengannya saat acara KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja. Sejumlah kepala negara saat itu juga terlihat tidak mengenakan masker.

Jika di-tracing, setidaknya ada 8 kepala negara ASEAN dan beberapa pemimpin negara luar ASEAN yang kini berada di Bali melakukan kontak dengan Hun di Kamboja. Mereka antara lain Presiden Amerika Serikat Joe Biden, PM China Xi Jinping, PM Jepang Fumio Kishida, PM Australia Anthony Albanese dan PM Kanada Justin Trudeau.

Bahkan dengan Biden, ia tak cuma melakukan pertemuan bilateral, tapi juga sempat duduk bersebelahan saat makan malam. Kepala negara yang diklaim sudah lima kali vaksin itu, langsung dites Covid-19. Untung, hasilnya negatif.

Kembali ke Hun Sen, PM Kamboja itu mengaku sudah berkali-kali dites sebelum pergi ke Bali. Hasilnya negatif. Karena itu, ia pede berangkat ke arena KTT G20 Bali.

Hingga ia juga kebingungan sendiri, entah sejak kapan virus sialan itu mampir di tubuhnya. “Saya tidak yakin kapan virus ini datang kepada saya, tetapi ketika saya tiba, orang Indonesia mengambil sampel dari saya di malam hari, dan paginya dikonfirmasi positif Covid-19,” tulis Hun.

Kendati demikian, ia masih mengaku beruntung. Karena ia tiba di Bali terlambat dan melewatkan agenda makan malam bersama petinggi negara lainnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Teuku Faizasyah mengatakan, terdeteksinya salah satu Perdana Menteri yang terinfeksi Covid-19 menjadi bukti bahwa protokol kesehatan berjalan dengan baik. “Saat kedatangan, seluruh delegasi dan juga media menjalani PCR (polymerase chain reaction),” kata Teuku Faizasyah kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Aturan yang sama juga berlaku untuk level kepala negara dan kepala pemerintahan. PM Kamboja yang terkonfirmasi positif Covid-19, terangnya, langsung memutuskan balik kanan, kemarin.

Bicara soal prokes, standar yang diterapkan di area KTT G20 memang sudah cukup tinggi. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, antigen, dan tes usap PCR. Bahkan, Nusa Dua sebagai area penyelenggaraan KTT telah di-lockdown sejak 11 November lalu. Kondisinya akan tetap begitu hingga besok, 17 November 2022.

Di sana, ada empat unit perawatan intensif mini, 23 klinik, 13 tim medis keliling, dan 400 staf medis dikerahkan selama KTT. Tak cuma itu saja, panitia juga menyiagakan 7 rumah sakit dengan total 1.350 tempat tidur, untuk mengakomodir peserta KTT yang perlu diisolasi karena Covid-19. Bahkan, Kapal Angkatan Laut KRI Wahidin Sudirohusodo juga akan stand-by di lepas pantai Nusa Dua sebagai rumah sakit terapung.

Menlu Rusia Juga Pulkam Duluan

Soal pulang kampung duluan, Hun Sen ternyata tak sendirian. Ada delegasi negara lain yang juga pulang cepat sebelum acara KTT G20 kelar.

Dia adalah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.

Menurut Kantor Berita Rusia, TASS, pesawat yang ditumpangi Lavrov telah meninggalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, menuju Rusia.

Lavrov sempat mengikuti sejumlah kegiatan di KTT G20. Di Bali, ia berbicara tentang masalah ketahanan pangan dan energi di pertemuan pleno.

Termasuk sesi healthcare.

Selain itu, Lavrov juga diketahui mengadakan sejumlah pertemuan bilateral. Di antaranya dengan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Ia juga sempat berbicara singkat dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *