MALAYSIA, BANPOS – Politisi kawakan, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menderita kekalahan pemilu pertamanya dalam 53 tahun, Sabtu (19/11).
Ini pukulan yang menandai akhir dari karier politiknya selama tujuh dekade. Mahathir (97) yang menjabat sebagai perdana menteri Malaysia selama lebih dari dua dekade dalam dua masa jabatan, gagal mempertahankan kursinya di parlemen di daerah pemilihan pulau Langkawi.
Kursi tersebut dimenangkan Mohd Suhaimi Abdullah, kandidat dari aliansi Perikatan, yang dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin. Itu adalah kekalahan pemilihan pertama Mahathir sejak 1969.
Mahathir memimpin koalisi Gerakan Tanah yang telah berjanji untuk menjatuhkan pemerintahan koalisi Barisan Nasional yang sedang menjabat atas tuduhan korupsi. Tetapi aliansinya tidak dianggap sebagai pesaing bagi Barisan Nasional, Perikatan Nasional (blok Muhyiddin Yassin) dan Pakatan Harapan (kubu Anwar Ibrahim).
Mahathir mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bulan ini, dia akan pensiun dari politik jika dia kalah.
“Saya tidak ingin aktif dalam politik sampai saya berusia 100 tahun,” katanya.
“Yang paling penting adalah mentransfer pengalaman saya kepada para pemimpin muda partai,” pungkasnya.
Mahathir yang kerap disapa DR M, memegang tampuk pemerintahan negara mulai 1981 hingga 2003 dengan kendaraan Partai UMNO bersama koalisinya Barisan Nasional.
Mahathir dikenal dengan julukan ‘Bapak Modernisasi’ karena keberhasilannya mengubah Malaysia dari negara pertanian menjadi negara perindustrian. Masa pemerintahannya tak luput dari kritikan terkait dengan corak pemerintahan yang keras.
Sebagian orang menggambarkannya masa sebagai pemerintahan otokratik. Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA), yang memungkinkan penahanan tanpa peradilan, dikeluhkan kerap disalahgunakan untuk membungkam para aktivis dan pemimpin oposisi.
Dia menyerahkan tongkat estafet kekuasaan kepada wakilnya Abdullah Ahmad Badawi pada tahun 2003. Namun pada pemilu 2018, dia bergandengan tangan dengan koalisi oposisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar Ibrahim, yang sebelumnya berseberangan dengannya.
Untuk pertama kalinya, oposisi berhasil mengalahkan koalisi Barisan Nasional. Lantas Mahathir dilantik menjadi PM. Ia tercatat sebagai pemimpin terpilih paling tua di dunia pada usia 92 tahun.
Tapi umur pemerintahan itu hanya 22 bulan karena konflik internal. Santer diberitakan, pertikaian itu bersumber dari pengingkaran janji penyerahan kursi perdana menteri dari Mahathir Mohamad ke Anwar Ibrahim.(RM.ID)
Tinggalkan Balasan