Petani Diajak Gunakan Biosaka Untuk Tingkatkan Produksi

LEBAK- BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mengajak petani menggunakan Biosaka untuk meningkatkan produksi pangan sehingga dapat menguntungkan usaha pertanian.

Diketahui, Biosaka merupakan singkatan dari ‘Bio’ yang berarti tumbuhan dan ‘Saka’ singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam.

“Penggunaan Biosaka sangat menyuburkan tanaman juga mampu mengantisipasi serangan hama tanaman,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten (Kadistan) Lebak, Rahmat, Kamis  (8/12).

Ditambahkannya, Pemkab Lebak mengajak seluruh kelompok tani agar menggunakan Biosaka sebagai pupuk organik sehingga tidak ketergantungan terhadap pupuk kimia.

“Dampak penggunaan pupuk kimia jika terus menerus dipastikan kondisi kontur tanah rusak dan terbelah-belah, sehingga perlu dilakukan perbaikan agar kembali kontur tanah menjadi gembur,” terangnya.

Menurutnya, kelebihan penggunaan Biosaka, selain tahan terhadap serangan hama penyakit tanaman juga produktivitas cukup tinggi hingga mencapai 9.0 Ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

Oleh karenanya, pihaknya dari Distan meminta petani dapat menggunakan Biosaka, sehingga dapat menguntungkan usaha tani dengan biaya produksi murah dan ramah lingkungan.

“Kami berharap petani pada tanam Desember 2022 ini dapat merealisasikan menggunakan Biosaka,” kata Rahmat.

Ditambahkan, saat ini petugas penyuluh pertanian di 28 kecamatan sudah mengikuti pelatihan produksi Biosaka di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak. Mereka petugas penyuluh pertanian itu ditugaskan menyampaikan kepada kelompok-kelompok tani bagaimana mereka mampu untuk memproduksi Biosaka. “Bahan baku Biosaka sangat mudah, karena terdapat di sekitar lingkungan petani yakni dedaunan dan rerumputan yang sehat,” tutur Rahmat.

Diketahui, proses produksinya sangat mudah dengan lima jenis rerumputan atau dedaunan yang sehat diperas serta ditampung ke dalam ember yang disediakan air sekitar 15 liter. Kemudian air itu disaring tanpa campuran hingga menjadi ramuan homogen, harmoni dan koheren lalu dimasukkan ke dalam botol.

Setelah itu Biosaka yang sudah dimasukkan kedalam botol tersebut bisa disemprotkan ke tanaman padi, cabai dan aneka sayuran hingga 14 hari.

“Penyemprotan Biosaka bagusnya dilakukan saat ada embun, sehingga dapat menyuburkan tanaman juga tahan terhadap serangan hama,” ungkapnya.

Terangnya lagi, penggunaan Biosaka dinilai lebih menguntungkan usaha tani dengan biaya produksi murah, namun menghasilkan keuntungan cukup besar. “Kami menargetkan semua petani di sini menggunakan Biosaka, terlebih pasokan pupuk di dunia dibatasi,” kata Rahmat.

Sementara, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Rangkasbitung, Dike menyebut, pihaknya selama sepekan ini sudah melakukan pelatihan kepada kelompok tani agar mampu memproduksi Biosaka sehingga dapat meningkatkan produksi pangan.

“Kami berharap dengan penggunaan Biosaka dapat mendongkrak produktivitas pangan, sehingga menguntungkan usaha tani,” paparnya.(WDO/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *