Jokowi Ke Brussels Demi Investasi Dan Perdagangan

BRUSSELS, BANPOS – Presiden Jokowi termasuk salah satu pemimpin ASEAN yang bertolak ke Brussels, Belgia, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Uni Eropa (UE), 14 Desember 2022. Indonesia ingin hubungan baik ASEAN-UE terus diperkuat.

Tahun ini, hubungan ASEAN-UE memasuki tahun ke-45. Perdagangan, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan menjadi agenda KTT. Tapi geopolitik bisa ikut bermain dalam pembicaraan.

“Indonesia ingin agar perdagangan kita meningkat antara Indonesia-UE, dan juga investasi dari UE ke Indonesia juga terus meningkat,” harap Jokowi.

Dilansir Channel News Asia kemarin, UE disebut akan mendorong agenda konektivitas ke depan dan mencoba merayu ASEAN dengan strategi Global Gateway-nya, dengan dana investasi infrastruktur senilai 300 miliar Euro (sekitar Rp 4.992 triliun) untuk memacu proyek konektivitas di negara berkembang.

Rencana tersebut secara luas dipandang sebagai upaya untuk menyaingi Belt and Road Initiative China (BRIC). Pengamat ASEAN-UE di Pusat Studi Kebijakan Eropa, Hu Weinian yakin, akan lebih banyak bisnis dengan ASEAN. Itu dapat menjadi keuntungan bagi Eropa.

Menurutnya, Eropa telah belajar dari pandemi Covid, dan invasi Rusia ke Ukraina. Sehingga, diversifikasi dan rantai pasokan yang kuat jadi agenda perdagangan UE.

“ASEAN akan memainkan peran yang sangat penting dalam hal itu,” ujar Hu.

ASEAN dan UE adalah mitra dagang terbesar ketiga setelah China dan Amerika Serikat (AS). UE merupakan penyedia investasi asing langsung terbesar kedua di ASEAN tahun lalu. Sementara investasi ASEAN di Eropa terus meningkat, tumbuh menjadi sekitar 140 miliar sekitar Rp 2.184 triliun pada 2019.

Namun, UE saat ini hanya memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan dua anggota ASEAN, yakni Singapura dan Vietnam. Brussels sedang mencoba memperluas daftar mitranya. Tapi kesepakatan di masa depan dapat diperumit undang-undang UE yang baru, yang membatasi impor barang terkait deforestasi atau kerja paksa.

Ketua Delegasi Parlemen Eropa untuk Hubungan dengan Negara-negara Asia Tenggara dan ASEAN Daniel Caspari mengatakan, ada kebutuhan untuk menghentikan deforestasi secara global. Tetapi di sisi lain, pihaknya harus menerima bahwa negara-negara ASEAN memiliki kepentingannya sendiri.

Negara-negara Asia Tenggara itu, menurutnya, memiliki populasi yang menginginkan kesejahteraan dan pertumbuhan.

“Karena itu, saya berharap pihak Eropa tidak berdiri, mengacungkan jari dan menjelaskan apa yang harus Anda lakukan, tetapi kami benar-benar menciptakan dialog,” kata Caspari.

Sementara Brussels juga berharap, semua anggota ASEAN akan bergabung untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney mengatakan, cara terbaik mendekati perbedaan di Rusia adalah dengan berbicara dan berurusan dengan fakta dan hukum internasional.

Menurutnya, jika membiarkan negara yang kuat seperti Rusia menyerang tetangga mereka, maka itu memiliki konsekuensi.

“Karena akan menciptakan preseden untuk bagian lain du nia dengan baik. Ada banyak negara di ASEAN yang memahaminya dengan sangat baik,” kata Coveney.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *