INDONESIA, BANPOS – Pemerintah Indonesia telah mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO lewat mekanisme single nominations atau tidak bersama negara lain. Dalam mekanisme itu setiap negara hanya bisa mengajukan satu kebudayaan dalam dua tahun ke UNESCO.
Akun @indonesiabaik.id mengungkapkan, selain kebaya saat ini Indonesia masih memiliki tiga berkas non-aktif warisan budaya tak benda yang antre untuk didaftarkan ke UNESCO. Yaitu reog, tenun, dan tempe serta satu berkas aktif yaitu budaya sehat jamu.
“Bismillah, semoga kebaya segera diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia,” ujar @yoyoksukawi. “Sekeren itu Indonesia punya banyak budaya dan harus bangga dong,” timpal @rkaiyoo. “Semoga banyak yang lebih diakui lagi warisan budaya Indonesia,” sambung @ekonamh.
Akun @Jarr_20 mengungkap, budaya Indonesia yang menjadi Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Yakni keris, wayang, batik, angklung, saman, noken, tiga genre tari tradisional Bali, pinisi, pen¬cak silat, pantun, dan gamelan.
“Diajukan/diusulkan/didaftarkan men¬jadi Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda/Warisan Tidak Ketara UNESCO: kebaya, kolintang, sasando, rendang, pempek, keroncong dan dangdut,” ungkap @Jarr_20.
Akun @Reynata___ mengapresiasi Pemerintah yang mendaftarkan kebaya ke UNESCO dengan mekanisme single nominations. Dia bilang, kebaya telah menjadi ikon mode Asia Tenggara. Kebaya secara resmi diakui sebagai pakaian nasional dan juga ikon busana Indonesia meskipun pengguna kebaya hanya di¬pakai oleh orang Jawa Sunda dan orang Bali secara berkala.
“Komunitas pecinta kebaya di Indonesia yang mengharapkan Indonesia menempuh jalur single nations dalam penga¬juan kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO. Bukan secara bersama-sama dengan Malaysia, Singapura, dan Brunei maupun Thailand,” tutur @ LuhAyuManikMas1.
Sementara @tfrnewsid justru menyambut baik rencana Pemerintah untuk mendaf-tarkan dangdut sebagai warisan budaya UNESCO. Dia bilang, dangdut bakalan jadi warisan budaya tak benda ke-13 yang masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia UNESCO.
“Menyusul angklung dan gamelan yang sudah lebih dulu terdaftar,” ungkap @ tfrnewsid. “Asik, musik dangdut sebentar lagi akan didaftarkan sebagai warisan bu¬daya takbenda Indonesia ke UNESCO,” ujar @satu_viral. “Semoga segera lolos,” timpal @sukanyaolahraga.
Akun @om_nur_ mengatakan, se¬harusnya Pemerintah memprioritaskan Reog Ponorogo untuk didaftarkan men¬jadi warisan budaya. Kata dia kebaya dari sejarahnya masih ada unsur India. Sementara yang murni Indonesia dan tidak dipunya negara lain adalah Reog Ponorogo.
“Golok Banten memiliki nilai historis sejak masa kesultanan Banten. Dari segi bentuk hingga pamor, pusaka golok Banten dinilai layak jadi warisan budaya UNESCO,” tutur @knpiharis.
Sementara, @haris_hafizh menyayang¬kan lamanya pengajuan budaya Indonesia oleh Pemerintah ke UNESCO. Seharusnya, kata dia, hal itu dilakukan sebelum ada negara lain yang mengklaim.
“Varian budaya Indonesia banyak, pengajuannya hanya 1 tiap 2 tahun,” katanya.
Akun @beedee.action memension akun Menteri @sandiuno. Dia menyesal¬kan Pemerintah yang tidak proaktif dalam menjaga warian budaya leluhur dengan mendaftarkannya ke UNESCO. Kata dia, Pemerintah cenderung reaktif ketika ada negara lain yang mengajukan lebih dulu warisan budaya tersebut.
“Selalu telat dalam hal apapun @ sandiuno,” ujar @beedee.action. “Betul, secara kasat mata @kemenparekraf.ri @ sandiuno tidak bekerja mendata budaya negara,” timpal @mhdhasibuan. (RM.ID)
Tinggalkan Balasan