SERANG, BANPOS – Pemkot Serang kembali menggelar kegiatan Rapat Koordinasi dan sinkronisasi pengendalian inflasi daerah Kota Serang, dan kesiapsiagaan ketersediaan bahan pokok menjelang hari natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) yang bertempat di ruang rapat Walikota Serang, Selasa (20/12).
Para rapat kali ini membahas tentang kesiapsiagaan Pemkot Serang menghadapi inflasi daerah di akhir tahun dan memastikan stok pangan di Kota Serang aman.
Hasilnya, disebutkan bahwa ketersediaan pasokan untuk komoditi beras diperkirakan aman hingga masa panen raya mendatang. Komoditi beras yang diperoleh impor dari negara Vietnam tersebut diperkirakan bertahan hingga 3 bulan ke depan, sampai mendekati masa panen Raya yang diperkirakan jatuh pada bulan Maret.
“Untuk beras insyaallah aman masyarakat tidak perlu khawatir, karena dalam waktu dekat kita ada sekitar dua kapal yang sudah bersandar di Pelabuhan Merak dengan pasokan sekitar 10.000 ton beras, jadi ketersediaan menjelang Nataru untuk komoditi beras aman,” ujar Kepala Bulog Sub Drive Serang, Budi Indrawan.
Ia menyampaikan kemungkinan di bulan Januari hingga Februari pun akan ada beberapa wilayah yang panen. Disusul kemudian bulan Maret adalah masa panen raya, sehingga diprediksi harga beras akan semakin menurun.
“Kedepan juga mungkin di bulan Januari-Februari ada beberapa wilayah yang panen, Maret pun panen sehingga harga akan semakin turun,” ucapnya.
Budi mengatakan bahwa Bulog Sub Drive Serang ini mencakup 3 wilayah kerja yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Ia optimistis ketiga wilayah ini akan tercukupi pasokan komoditi beras selama 3 bulan, yang setiap daerahnya hanya membutuhkan 10.000 ton beras.
“Ketersediaan beras kalau lihat situasi dari 10.000 ton dengan kebutuhan wilayah per bulan 10.000 ton, jadi 3 wilayah butuh 3.000 ton, mungkin tiga bulan kedepan masih relatif aman,” tuturnya.
Menurutnya, hari ini kondisi tengah paceklik dan sudah tidak ada panen, ditambah ketersediaan beras semakin menipis. Hal itupun kemudian membuat harga beras semakin meningkat yang biasanya hanya Rp9.450 untuk beras medium per kilogram, kini di pasar terjual harga Rp10.200 per kilogramnya.
“Tapi dengan adanya impor, harga sudah mulai sedikit mereda. Yang pasti masyarakat tidak perlu panik, karena ketersediaan beras di Bulog sangat cukup,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin menyampaikan bahwa terkait peningkatan persentase inflasi secara nasional ini, Kota Serang masuk dalam 10 Kabupaten/Kota yang tergolong tingkat Inflasinya cukup tinggi. Terhitung dari bulan November, peningkatan Inflasi Kota Serang mencapai angka 7,56 persen, dimana kebutuhan barang pokok menjadi salah satu penyebab terjadinya peningkatan inflasi Kota Serang.
“Karena daya konsumsi dan monitor yang tidak terkontrol, sehingga menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu,” ujarnya.
Syafrudin menyampaikan, selain dikonsumsi pribadi, di Kota Serang banyak sekali kearifan lokal dalam memperingati dan merayakan hari besar, yang ini membuat sejumlah kebutuhan meningkatkan dan lagi-lagi tidak terkontrol. Selain itu, inflasi di Kota Serang ini juga diakibatkan bukan hanya dari kebutuhan pokok saja, akan tetapi ada hal lain juga seperti halnya Rokok dan Tarif Parkir.
“Kami berpesan kepada semua masyarakat Kota Serang, dalam membeli barang-barang konsumsi dan lainnya, agar melihat dari kebutuhannya saja, jangan membeli barang-barang dengan apa yang diinginkan tanpa melihat penting atau tidaknya,” tandasnya. (MUF/AZM)
Tinggalkan Balasan