Nelayan Tetap Nekat Melaut Saat Cuaca Buruk

SERANG, BANPOS – BMKG Wilayah II menyampaikan potensi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Banten satu pekan kedepan mulai hari ini, Senin 26 Desember hingga Minggu 1 Januari 2023. Cuaca buruk sebelumnya telah diprediksi oleh BMKG dan mengimbau warga agar mewaspadai adanya potensi hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru.

Meskipun demikian, sejumlah nelayan di Pelabuhan Karangantu nekat melakukan aktivitas yaitu melaut untuk menjaring ikan di seberang pulau. Hal itu dilakukannya karena harus tetap memenuhi kebutuhan keluarga, mengingat mata pencahariannya hanyalah nelayan lepas.

“Karena memang kewajiban, jadi mau tidak mau harus berangkat (melaut),” ujar nelayan di Kecamatan Kasemen, Kadar.

Ia mengaku, lebih dari sepekan cuaca buruk melanda di laut Banten. Selama itu pula, ia tetap menebar jaring ikan di sekitar Pulau Mujan Kecil.

“Menebar jaring ikan di Pulau Mujan Kecil,” katanya.

Kadar mengaku pasrah meski cuaca sedang kurang bersahabat. Menurutnya, ketika sudah berangkat melaut, ia akan menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

“Kalau sudah berangkat mah ya sudah. Melaut ini memang setiap hari dilakukan, bukan karena harga jual ikan yang tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Wilayah II, Hartanto, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis Klimatologi menunjukan bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Banten sudah memasuki musim hujan. Kemudian, berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini di wilayah Provinsi Banten menunjukan kondisi yang cukup signifikan.

“Hal tersebut berpotensi mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Provinsi Banten dalam tujuh hari kedepan,” ujarnya, melalui rilis yang diterima BANPOS.

Monitoring dinamika atmosfer di wilayah Provinsi Banten juga menunjukan adanya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat disertai seruakan dingin, pembentukan pusat tekanan rendah di selatan Indonesia. Tak hanya itu, kondisi tersebut juga mengakibatkan terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer MJO atau Madden Julian Oscillation, yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

“Suhu muka laut hangat serta adanya daerah belokan angin dan daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Provinsi Banten. Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang cukup signifikan,” jelasnya.

Ia mengatakan, selama 7 hari kedepan wilayah Provinsi Banten masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, terutama di sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang bagian barat, Kabupaten Tangerang bagian tengah dan selatan, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Dampak dari kondisi tersebut, kata dia, perlu diwaspadai meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi yaitu genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.

Potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian utara. Kemudian tinggi gelombang 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan Selatan Banten dan Samudra Hindia Selatan Banten.

“Masyarakat dan pihak-pihak terkait diimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air/sungai, jauhi tanah yang labil atau mudah longsor, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang sudah mulai rapuh, selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi,” tandasnya.(MUF/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *