SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, menyebut bahwa air bisa menjadi sumber penyakit. Bahkan, adanya sejumlah kasus stunting di Kota Serang hingga gizi buruk, salah satunya disebabkan oleh air.
Hal itu disampaikan olehnya saat melaunching program pembangunan infrastruktur kegiatan sanitasi dan air minum di Kota Serang. Kegiatan tersebut digawangi oleh DPUTR Kota Serang untuk melakukan pembangunan sistem penyediaan air minum dan air bersih yang juga bekerja sama dengan Perumdam Tirta Madani.
“Air bisa menimbulkan penyakit, stunting dan lain-lain bermula dari air. Ketersediaan air bersih yang kurang anak-anak kita menjadi tidak sehat, karena mandinya di luar, ada yang mandi di sawah, mandi di kali yang kotor dan ini juga menjadi penyebab anak-anak kita menjadi kurang sehat, makanya harus kita atasi,” ujar Syafrudin.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa permasalahan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Serang yaitu distribusi air perpipaan di Kota Serang baru sebesar 3-4 persen yang tersebar di Kelurahan Serang dan Kelurahan Kasemen. Menurutnya, belum maksimalnya kepemilikan jamban dan ketersediaan IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) komunal di Kota Serang hingga permasalahan persampahan yang sampai saat ini, masih harus menjadi perhatian bersama.
“Pemerintah Kota Serang memberikan bantuan dan termasuk juga meresmikan tadi beberapa IPAL Komunal. Kemudian juga air minum yang sekarang akan kami tinjau ke lapangan untuk beberapa titik, terutama di kecamatan Kasemen, karena air minum di Kecamatan Kasemen ini masih terbatas,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa air minum dan air bersih di Kecamatan Kasemen masih terbatas, seperti di beberapa daerah itu masih payau dan ada juga yang asin. Oleh karena itu, saat ini pihaknya memberikan bantuan di Kelurahan Sawah Luhur karena air di lokasi tersebut kurang bagus.
“Di daerah-daerah yang rawan kekurangan air, alhamdulillah Pemerintah Kota Serang sudah bisa kita atasi, namun itu juga masih banyak kekurangan. Mudah-mudahan di tahun 2023 ini kita mendapat bantuan alhamdulillah dari pusat, mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR pada tahun 2022 Pemkot Serang mendapatkan anggaran DAK bidang sanitasi sebesar Rp3,8 miliar dan DAK bidang air minum sebesar Rp2,8 miliar serta APBD Kota Serang tahun anggaran 2022 sebesar Rp1,9 miliar. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan untuk pemerintah daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional.
“DAK sanitasi membantu Pemkot Serang dalam pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat skala permukiman di 7 lokasi antara lain Kelurahan Tinggar Kecamatan Curug, Kelurahan Pabuaran dan Pageragung di Kecamatan Walantaka, Kelurahan Banjar Agung kec Cipocok Jaya serta Kecamatan Kasemen di Kelurahan Mesjid Priyayi, Bendung dan Terumbu,” ujarnya.
Syafrudin juga mengaku, alasan Pemkot Serang lebih fokus ke beberapa wilayah pesisir yang ada di Kota Serang diprioritaskan dalam program ini, karena kondisi airnya payau dan tidak bagus. Namun ia juga menyampaikan untuk daerah perkotaan, airnya sudah bagus dan masing-masing rumah sudah memiliki sumur.
“Kalau daerah-daerah perkotaan seperti Cipocok dan Serang itu masing-masing rumah sudah punya sumur karena airnya bagus, yang kami atasi itu yang menggali sumur tapi keluarnya air yang kurang bagus. Jadi sekitar kurang lebih 25 sampai 30 persen lagi kebutuhan air bersih di Kota Serang,” terangnya.
Usai membuka kegiatan launching infrastruktur terkait sanitasi dan air minum dan air bersih, Syafrudin didampingi dengan Kepala DPUTR Kota Serang beserta jajaran dan Kepala Perumdam Kota Serang, melakukan peninjauan langsung bantuan sanitasi dan air minum di lingkungan Padek Pancur, Kelurahan Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen Kota Serang. Ia menyampaikan di wilayah tersebut terdapat sekitar 90 unit bantuan yang diberikan dari sekitar 450 unit di lingkungan Sawah Luhur.
“Padek menjadi salah satu daerah yang menjadi prioritas karena pada kawasan tersebut juga susah dalam air bersih. Padek itu susah air, karena wilayahnya juga luas jadi mudah-mudahan dengan adanya bantuan air ini masyarakat akan semakin sehat kondisinya, tidak ada stunting,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala DPUTR Kota Serang, Iwan Sunardi mengatakan bahwa wilayah Kasemen memang masih kekurangan air bersih. Pihaknya menetapkan ada 7 lokasi penerima manfaat bantuan sanitasi yang tersebar di dua kecamatan.
“(Kota Serang) masih banyak kekurangan air bersih terutama Kasemen. (Penerima bantuan) ada di 7 tempat di Padek, Warungjaud, Unyur dan dari 3 lokasi ini tersebar di beberapa lingkungan,” ujarnya.
Kedepan, untuk kebutuhan air bersih, pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp15 miliar dari DAK. Menurutnya, untuk tahun 2023, wilayah Kasemen masih menjadi prioritas kebutuhan air bersih.
“Kita ada anggaran Rp15 miliar untuk tahun depan dari DAK (untuk air bersih), ditambah Rp2,5 miliar dari APBD. Diprioritaskan di Kecamatan Kasemen untuk tahun 2023, prioritas ya, artinya bisa tersebar,” tandasnya. (MUF/AZM)
Tinggalkan Balasan