CILEDUG, BANPOS – Separator Jalan Raden Fatah, Parung Serab, Kecamatan Ciledug kerap kali dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat tak bertanggungjawab. “Pemandangan” itu sudah berlangsung lama.
Sampah yang dibuang di sana bermacam-macam. Mulai dari sampah organik seperti sayuran, buah dan makanan. Namun juga terdapat pakaian, tas dan lain sebagainya. Menurut salah seorang warga sekitar, Ikhsan (53), pemandangan tumpukan sampah di lokasi itu sudah sangat meresahkan warga, tetapi dikatakan warga karena tidak ada tempat atau lapangan khusus untuk membuang sampah mereka di sekitar lokasi.
“Memang di sini tidak ada itu tempat buang sampah, jadi masyarakat pada buangnya di tengah jalan begini jadinya,” ujarnya di lokasi, Selasa (3/1) dini hari.
Ikhsan mengatakan, dirinya kerap menegur apabila kedapatan orang yang membuang sampah di jalan, namun jumlah yang terlalu banyak, warga akhirnya dibuat lelah sendiri. Alhasil, warga bersama-sama hanya memantau lokasi itu untuk memastikan sampah di buang di tengah jalan tidak mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya.
Namun sejauh ini, kata dia, fakta yang pernah warga temukan mengenai pelaku pembuang sampah di tengah Jalan Raden fatah Ciledug itu ternyata bukan hanya warga sekitar, melainkan dari Tangerang Selatan.
“Pernah tuh waktu itu, ketemu orang yang buang sampah ternyata dari Tangerang Selatan, ya katanya sekalian lewat kerja jadi bawa sampahnya dibuang di mari (di Jalan Raden Fatah tersebut),” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah. “Yang buang itu kebanyakan yang dari Tangerang Selatan. Itu, kan, lintasan Pondok Arum yang di Ciledug. Kita sudah sering operasi juga, kok,” ujarnya saat ditemui, usai pelantikan PAW anggota DPRD Kota Tangerang, Selasa, (3/01).
Arief juga mengatakan, pihaknya telah menyediakan tempat pembuangan sampah sementara dengan menjadwalkan rutin pengangkutan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH). “Ya makanya, disosialisasikan. Sebenarnya, teman-teman DLH sudah mempersiapkan depo-depo sampah, jadi mengatur sampah pengangkutan, yang harusnya itu waktu macth,” katanya.
“Nanti, diantar dari rumah tangga oleh bentor dan lainnya, terus diangkut sama gerobak. Ini yang banyak, mereka ninggalin dari bentor-bentornya,” lanjutnya.
Dirinya juga telah meminta kepada kepala wilayah agar menyosialisasikan supaya pengangkut sampah sesuai dengan jadwal. Dan juga, para masyarakat membuang sesuai dengan jadwal pengangkutan.
“Makanya, saat rapat ke wilayahan, saya intruksikan kepada lurah dan camat agar menyosialisasikan kepada pengangkut sampah yang ada di wilayah, seperti bentor dan yang lainnya supaya datangnya nggak lama setelah truk datang biar bisa diangkut karena semua sudah dijadwalkan. Jadi, nggak ada lagi sampah yang transit, jadi langsung diangkut,” pungkasnya. (MG03/MADE/BNN)
Tinggalkan Balasan