BEM Unbaja Ajak Millenial Terapkan Nilai Pancasila

SERANG, BANPOS – Dalam rangka menanamkan nilai-nilai kaidah jiwa idealisme dan patriotisme Pancasila bagi generasi milenial, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Banten Jaya menggelar Seminar Nasional (Semnas) dengan mengusung tema ‘Peran Milenial dalam Sebagai Penegak Nilai Pancasila, dalam Keberagaman Bangsa’, Rabu (11/1/2023).

Kegiatan dilakukan secara hybrid yaitu melalui secara langsung di Gedung UBJ Convention Hall Kampus 2 Unbaja dan zoom meeting.

Dihadiri oleh ratusan peserta, kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber mulai dari politisi hingga tokoh agama. Dibuka langsung oleh Rektor Unbaja, Syadeli Hanafi, Semnas dihadiri oleh Anggota DPR-RI Jazuli Juwaini, tokoh agama KH. Matin Syarkowi dan lainnya.

Dalam sambutannya, Syadeli menyampaikan bahwa sebagai generasi millenial, seharusnya dapat mengambil peran dalam menjaga NKRI.

Dengan begitu, ia berharap generasi millenial ini memiliki bekal dalam mengembangkan nilai-nilai pancasila serta terus memotivasi diri agar bisa terus berkembang dan berkarya untuk bangsa.

“Oleh karena itu, peran pemuda saat ini sangat penting. Dengan adanya Seminar Nasional ini, semoga banyak manfaat yang dihasilkan melalui beberapa narasumber berkompeten pada bidangnya,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Mahasiswa Unbaja, Idan Wildan, mengungkapkan bahwa Semnas ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangakan kesadaran semangat bersama. Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat kembali membangkitkan jiwa Pancasila di dalam diri mahasiswa dan nilai-nilai nasionalime.

“Sehingga segala bentuk radikalisme bisa terdeteksi sejak sini sehingga dengan mudah diantisipasi. Kegiatan ini tentu menjadi momen sekaligus pembuktian bahwa BEM UNBAJA sangat peka dan memiliki tanggungjawab besar dalam menjaga NKRI,” katanya.

Dalam penyampaiannya, Anggota DPR-RI, Jazuli Juwaini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan program bagus, karena mengangkat tema milenial menjaga nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, yang agak dikhawatirkan, milenial ini sudah memiliki dunia yang berbeda begitupun dengan kemampuannya.

“Kemudian juga pikirannya berbeda. Sangat mungkin milenial yang setiap hari lekat dengan gadgetnya, banyak masuk ke pemikiran tradisi apa yang dia lihat, semuanya bisa mempengaruhi,” ujarnya.

Ia menyampaikan, menjadi pekerjaan rumah (PR) ke depan bahwa milenial dan generasi z akan menjadi mayoritas di republik Indonesia. Bahkan, dengan adanya mayoritas itu disebut juga sebagai bonus demografi.

“Tapi, bonus demografi akan terjadi kalau kita mampu mengelolanya. Kalau kita tidak mampu mengelolanya, ini bisa bencana bisa menjadi bencana,” katanya.

Politisi PKS ini mengungkapkan apabila para millenial ini mampu dikelola, sebetulnya mereka memiliki potensi yang luar biasa. Hal ini juga dapat membuat Indonesia melompat kualitas sumber dayanya.

“Catatannya kalau millenial ini bisa kita kelola dengan baik. Teman-teman milenial bekali diri agar menjadi orang yang sukses, mampu bersaing apapun kemampuan kita, latar belakang pendidikan, profesi, tetap kita harus menjaga jati diri kita sebagai bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar negara,” tandasnya. (MUF)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *