Nelayan Tradisional Mulai Melaut Kembali

LEBAK, BANPOS – Nelayan tradisional di pesisir Lebak, Banten, kembali melaut sejak tiga hari terakhir menyusul cuaca dan gelombang di perairan selatan Banten relatif normal dibandingkan sebelumnya mencapai empat meter.

“Kami berharap tangkapan nelayan melimpah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi nelayan,” kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun, Kabupaten Lebak, Wading dalam keterangannya di Lebak, Rabu (11/1).

Selama ini, kegiatan nelayan di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kamu Lebak kembali menggeliat setelah beberapa pekan menganggur akibat gelombang tinggi disertai angin kencang melanda selatan Banten atau Samudera Hindia.

Mereka para nelayan tradisional melaut dinihari dan kembali ke TPI pukul 10.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB.

Saat ini,kata dia, transaksi pelelangan di TPI Tanjung Panto ramai dan kebanyakan tangkapan ikan Cakalang dan Kembung.

Harga ikan Cakalang dan Kembung bisa mencapai Rp30-40 ribu/kilogram dan dipasok ke luar daerah menyusul tingginya permintaan pedagang.

“Kami berharap dengan meningkatnya tangkapan itu dapat menyisakan uang untuk menyimpan di koperasi,” katanya menjelaskan.

Ujang, seorang nelayan TPI Bayah Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya bersama nelayan lain di sini sudah kembali melaut setelah satu bulan lebih menganggur akibat cuaca buruk.

Mereka nelayan sudah empat hari terakhir melaut dan lumayan menghasilkan tangkapan hingga mencapai 300 kilogram dan jika diakumulasikan menjadi uang sekitar Rp1,2 juta.

“Saya mendapat Rp1, 2 juta dan setelah dipotong biaya bahan bakar, makan, rokok dan setoran ke juragan pemilik perahu bisa bawah uang bersih ke rumah Rp200 ribu,” katanya.

Begitu pula nelayan TPI Binuangeun Kabupaten Lebak Acuy (50) mengatakan dirinya sudah beberapa hari melaut dengan menggunakan perahu kincang serta dilengkapi alat tangkap rawai atau pancing.

Nelayan di sini merasa lega setelah cuaca normal bisa kembali melaut, bahkan pagi tadi membawa uang Rp300 ribu bersih setelah dipotong retribusi dan bahan bakar minyak.

Beruntung, tangkapan ikan saat ini melimpah, karena dipastikan sudah tiba musim selatan.

Biasanya, ujar dia, musim selatan itu ikan-ikan dari Afrika berimigrasi untuk berkembangbiak di perairan Samudera Hindia.

“Kami sudah empat hari melaut bisa membawa uang bersih Rp300-450 ribu per hari,” katanya.

Kepala PPI Binuangeun Kabupaten Lebak, Ahmad Hadi menyebutkan saat ini jumlah nelayan di Lebak tercatat 3.600 jiwa dan sebagian besar nelayan tradisional kembali melaut setelah cuaca normal.

Sebelumnya, ujar dia, nelayan pesisir pantai Kabupaten Lebak menganggur akibat gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang dan hujan deras.

“Kami berharap nelayan bisa kembali melaut dan menghasilkan ekonomi masyarakat pesisir,” katanya.(PBN/ANT)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *