Nasib Pemain Kian Tak Jelas

JAKARTA, BANPOS – Senayan menyesalkan keputusan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) yang menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3. Penghentian kompetisi tersebut dinilai menunjukkan inkonsistensi federasi dalam mengelola liga sepak bola di Indonesia.
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai, keputusan PSSI menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3, lalu menghapus degradasi Liga 1 bukanlah hal mengejutkan. Sebab, keputusan-keputusan kontroversial tersebut sudah sekian kali terjadi Air.
“Keputusan menghentikan Liga 2 dan 3, lalu menghapus degradasi di Liga 1 sudah pasti akan memunculkan protes dari pemain dan pemilik klub,” ujar Huda dalam keterangannya, kemarin.
Huda mengatakan, pemilik klub Liga 2 dan Liga 3 sudah pasti merasakan ketidakadilan karena harapan untuk bisa naik ke Liga 1 pupus begitu saja. Bahkan, nasib pemain kian tidak jelas karena tidak bisa bermain dan mendapatkan fasilitas sesuai kontrak.
Politikus PKB ini menilai, kontroversi penghentian Liga 2 dan Liga 3 menjadi bukti ketidakjelasan tata kelola kom¬petisi sepak bola di Indonesia. Maka wajar saja jika prestasi tim nasional tidak kunjung mem¬baik. Padahal, federasi sudah melakukan banyak langkah instan dengan melakukan natu¬ralisasi pemain dari berbagai negara.
“Prestasi timnas yang baik salah satunya harus lahir dari organisasi yang sehat, transparan, dan akuntabel. Kualitas liga atau kompetisi itu juga me¬nentukan prestasi timnas yang baik,” jelasnya.
Huda menekankan pasca ter¬jadinya Tragedi Kanjuruhan Malang, para pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia mestinya melakukan evaluasi pengelolaan sepak bola di Tanah Air. “Harus ada perubahan men¬dasar terkait tata kelola kompe-tisi, kejelasan kepemilikan klub, hingga kejelasan kualifikasi pengurus federasi,” saran dia.
Nyatanya, kata Huda, jatuhnya korban di Kanjuruhan hingga 135 jiwa tidak cukup menjadi pengingat bahwa sepak bola Indonesia membutuhkan pe¬rubahan mendasar. Sehingga ada keputusan kompetisi diputar dan sekarang sebagian dihentikan kembali.
Untuk itu, Komisi X DPR kata Huda, akan memanggil
Kemen¬terian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) serta PSSI. Perlu ada penjelasan alasan penghen¬tian roda kompetisi Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia. “Kami juga akan kembali mempertanyakan arah perbaikan pengelolaan sepak bola di Tanah Air,” ujar Huda.
Sebelumnya, Sekretaris Jen¬deral (Sekjen) PSSI Yunus Nusi menyebut, ada tiga alasan Liga 2 musim 2022/2023 resmi dihen¬tikan. Pertama, adanya permin¬taan dari mayoritas klub Liga 2 untuk menghentikan liga. Hanya saja, tidak disebutkan secara detail berapa klub yang menga¬jukan hal ini.
Kedua, lanjut Yunus, peng¬hentian Liga 2 karena menye¬suaikan dengan rekomendasi tim Transformasi Sepak Bola Indonesia usai Tragedi Kan¬juruhan. “Tim ini menyebut sarana dan prasarana klub Liga 2 belum memenuhi syarat yang ditetapkan,” ujar Yunus dalam keterangannya, kemarin.
Alasan ketiga, sesuai dengan Peraturan Polisi (Perpol) nomor 10 tahun 2022. Dalam Perpol itu disebutkan periode perizinan kompetisi maksimal 14 hari se¬belum waktu pertandingan.
Seperti diketahui, Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 tidak akan dilanjutkan. Keputusan ini diambil Komite Eksekutif (Exco) PSSI setelah menggelar rapat yang berlangsung di Kan¬tor PSSI, GBK Arena, Kamis (12/1).
Kompetisi Liga 2 2022/2023 diikuti 28 tim yang terbagi dalam tiga grup. Kompetisi Liga 2 musim ini telah diputar sejak 28 Agustus 2022. Setiap kon¬testan rata-rata sudah melakoni lima hingga tujuh pertandingan musim ini. Tetapi, kompetisi Liga 2 akhirnya dihentikan se¬mentara karena Tragedi Kanju¬ruhan. Dan kini Liga 2 musim 2022/2023 resmi dihentikan total.(RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *