JAKARATA, BANPOS – Upaya penguatan kesejahteraan ekonomi keluarga dan pemberdayaan kepemimpinan perempuan di level komunitas membawa dampak positif bagi pembangunan dan membantu upaya mencapai target SDGs. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset untuk mengetahui bagaimana dampak kehadiran PNM Mekaar terutama terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga dan kepemimpinan perempuan.
“Riset yang dilakukan dengan kombinasi metode, kualitatif, dan survei ini dilakukan dalam rentang Mei-Agustus 2022. Khususnya untuk interview dan survei, riset dilakukan di delapan provinsi yakni DI Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan,” ujar Dekan Fisipol UGM Wawan Mas’udi, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (18/1).
Metode kualitatif dilakukan dengan FGD dan in depth interview terhadap nasabah, serta Account Officer (AO) yang merupakan garda terdepan PNM dalam melayani nasabah Mekaar. Survei dilakukan terhadap 1.600 responden nasabah Mekaar. Hasil riset menunjukkan 4 kontribusi penting PNM Mekaar terhadap penguatan ekonomi keluarga dan pemberdayaan perempuan dalam kepemimpinan di masyarakat.
Pertama, program bantuan akses permodalan yang ditawarkan PNM Mekaar telah berkontribusi pada penguatan kapasitas ekonomi para nasabah. “Bahkan, menjadi katup penyelamat di era krisis terutama dalam kurun waktu dua tahun terakhir ketika pandemi Covid-19 terjadi,” ucapnya.
Kedua, melalui PNM Mekaar, perempuan menemukan ruang dan momentum untuk penguatan kapasitas dalam pengambilan keputusan, baik dalam konteks kelompok maupun kehidupan sehari-hari dalam keluarga. “Ini menjadi kunci dalam transformasi peran perempuan dalam ranah privat dan publik,” imbuhnya.
Ketiga, karakter program PNM Mekaar yang bertumpu pada semangat pemberdayaan perempuan berbasis komunitas telah mendorong kapasitas kepemimpinan mereka terutama bagi para nasabah yang berperan sebagai ketua kelompok.
Keempat, berdasarkan hasil survei, selain untuk mengembangkan usaha yang dijalankan, para nasabah PNM Mekaar menggunakan keuntungan usaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (84 persen) biaya kesehatan keluarga (65 persen), serta membayar hutang (65 persen?. Data hasil survei juga menunjukkan bahwa sebanyak 41 persen responden menyatakan usahanya stabil, sementara 35 persen responden berpendapat mengalami peningkatan kondisi ekonomi.
Tantangan bagi pengembangan Program PNM Mekaar adalah penguatan inklusi keuangan melalui transformasi digital. Jalan menuju adaptasi digital tidaklah mudah, mengingat jumlah responden yang memiliki rekening bank masih terbatas yakni sebanyak 35 persemn. “Ini menunjukkan masih terbatasnya kesiapan infrastruktur teknologi baik yang dimiliki oleh individu nasabah, maupun sebagai akibat kondisi geografis, serta konteks sosial dan budaya yang beragam,” ucapnya.
Agenda digitalisasi juga membawa nilai strategis bagi pengembangan sistem PNM Mekaar, karena dapat mengurangi risiko keamanan bagi para AO yang seringkali harus membawa uang tunai nasabah sebelum disetor ke kantor kas. “Lebih jauh, digitalisasi juga akan lebih ramah lingkungan karena bisa mengurangi penggunaan kertas dan meningkatkan efisiensi proses administrasi,” tutupnya.(RMID)
Tinggalkan Balasan