CILEGON, BANPOS – Ketua DPRD Kota Cilegon Isro Mi’Raj meminta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Cilegon dapat menarik investor baru terutama mendapatkan investor padat karya di Kota Baja. Dengan adanya industri padat karya di Kota Baja dapat menekan angka pengangguran secara signifikan.
“Bagaimana caranya, kehadiran Apindo ini harus pintar cari investor padat karya ke Kota Cilegon. Dengan kehadiran investor padat karya mampu berdampak positif mengurangi angka pengangguran di Kota Cilegon,” kata Isro usai menghadiri Pelantikan Dewan Pimpinan Kota (DPK) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Cilegon bertema Harmonisasi Pengusaha, Pemerintah dan Pekerja Guna Menjaga Iklim Usaha Yang Kondusif serta Meningkatkan Investasi di Kota Cilegon di Hotel The Royale Krakatau, Kamis (17/1).
Lebih lanjut Isro mengungkapkan, Kota Cilegon memiliki lokasi yang cukup strategis seperti adanya Jalan Lingkar Selatan (JLS) dan nantinya ada juga Jalan Lingkar Utara (JLU) untuk menempatkan para investor padat karya menanamkan investasi di Cilegon.
“Kita ini kan ada JLU, JLS jadi bagaimana para investor ini mau ke Cilegon. Apalagi (Cilegon) RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Cilegon udah jelas ada. Jadi, bagaimana Apindo yang beranggotakan pengusaha semua bisa datang dan menanamkan investasinya di Cilegon,” ungkapnya.
Kemudian, Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, terkait perihal UMK (Upah Minimum Kota), investor padat karya tersebut, bisa membayar upah diangka Rp2,3 juta atau Rp2,8 juta atau dibawah besaran UMK Cilegon sebesar Rp4,1 juta.
“Kalau berbicara besaran UMK, ambilnya seperti di provinsi. Kenapa?, Agar investor tersebut mau datang ke Cilegon kalau besaran UMKnya diangka Rp2,3 juta atau Rp2,8 juta. Tentunya, dengan banyaknya investor padat karya, pengangguran di Cilegon bisa menurun,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Ketua DPK Apindo Kota Cilegon Terpilih, Tommy Rahmatullah mengatakan terlebih dahulu akan berkomunikasi dengan Pemkot Cilegon terkait permintaan Ketua DPRD Cilegon untuk mendatangkan investor padat karya.
Hal ini, kata dia harus didukung sarana prasarana dan industri pendukung lainnya. Selain itu pihaknya juga akan melibatkan keberadaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) untuk bisa bekerjasama dengan pelaku industri di Cilegon.
“Kita akan libatkan UMKM untuk bisa bekerjasama dengan pelaku industri di Cilegon. Dimana selama ini, keberadaan UMKM tidak pernah diikutsertakan. Contohnya, UMKM sate bandeng. Kalau ada acara industri, oleh-oleh sate bandeng bisa dipakai oleh mereka. Kedua, UMKM konveksi. Jika ada kegiatan bisa memesan kaos di UMKM tersebut. Dengan begitu kan, pengangguran di Cilegon bisa menurun sesuai harapan pemerintah,” tutup Tommy. (LUK)
Tinggalkan Balasan