SERANG; BANPOS – Dua Kabupaten di Provinsi Banten yakni Pandeglang dan Lebak telah merubah rencana tata ruang dan wilayah (RTRW), dan akan disulap menjadi kawasan industri manufaktur. Tujuannya untuk pengembangan perekonomian diwilayag selatan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banten Virgojanti dihubungi melalui telpon genggamnya, Kamis (19/1) mengungkapkan, Kabupaten Lebak dan Pandeglang telah melakukan revusi atay perubahan RTRW. Pemprov saat ini mulai melakukan dengan membuat blue print atau master plan kebijakan hingga penyusunan RTRW.
“Daerah di sana (Pandeglang dan Lebak) sudah merevisi RTRW kaitan dengan rencana pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti kawasan industri,” katanya.
Ia menjelaskan, pemerintah pusat sendiri sebetulnya sudah memfasilitasi keinginan daerah di Banten untuk membuat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut. Virgojanti menyebut pembangunan proyek strategis Nasional (PSN) di Provinsi Banten belakangan ini seperti jalan tol Serang-Panimbang adalah salah satunya.
“Tapi kan sekarang masalahnya tolnya saja belum selesai. Baru seksi 2 kan ya mulai pembangunannya,” ujarnya.
Namun demikian, lanjutnya, Pemda di Banten termasuk Pemprov Banten sendiri tidak lantas surut dalam menyiapkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah selatan yang meliputi Kabupaten Pandeglang dan Lebak tersebut. Virgojanti menyebut Pemprov Banten sendiri saat ini sedang melekukan feasibility study (fs) terkait dengan pembuatan masterplan pembangunan kawasan industri di selatan Banten oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Untuk masterplan kawasan industrinya sendiri kan nanti pengelola kawasannya yang bikin,” imbuhnya.
Disiinggung mengenai karakteristik industri yang akan dikembangkan di selatan Banten, Viirgojanti mengatakan, tidak menutup kemungkinan jenis-jenis industri manufaktur seperti di Kabupaten Serang dan wilayah Tangerang.
“Kalau potensi kawasannya sendiri kan memang selatan itu kan pertanian, kehutanan dan perikanan. Itu juga bisa. Yang jelas kan kebijakan pusat adalah hilirisasi industri yang sedang dilakukan,” imbuhnya.
Lebih jauh Virgojanti berharap dengan terealisasinya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di selatan Banten hal itu dapat sekaligus mendukung target investasi atau penanaman modal di Provinsi Banten pada tahun-tahun mendatang.
“Tahun ini (2023) target kita Rp 60 triliun. Target realistis mengingat data terakhir kita investasi triwulan ketiga 2022 itu capaian kita 105 persen dari target,” katanya.
Untk diketahui, sampai dengan triwulan ketiga tahun 2022 lalu, investasi yang masuk ke Provinsi Banten sudah mencapai Rp56 triliun dari target Rp53 triliun atau sudah melebihi target yakni mencapai 105 persen.
Dari jumlah itu, investasi tertinggi masuk ke Kota Cilegon dengan besaran mencapai Rp18,82 triliun lebih, dan paling kecil Kota Serang sebesar Rp0,29 triliun. Adapun untuk negara yang berinvestasi paling besar adalah Malaysia sebesar Rp8,92 triliun. Disusul berikutnya oleh Singapura sebesar Rp7,58 triliun, Korsel Rp6,09 triliun, Jepang Rp3,33 triliun dan Thailand Rp1,21 triliun. (RUS/AZM)
Tinggalkan Balasan