Jurnalisme Investigasi yang Bohemian

Jurnalistik/pers baik secara teori maupun praktik telah mengalami perkembangan terus menerus. BANPOS sebagai media massa lokal Banten juga mengikuti dan turut berkembang sesuai dengan peran dan fungsinya dalam proses pembangunan di Provinsi Banten. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh BANPOS adalah menyajikan edisi indepth yang berbentuk jurnalisme data dan jurnalisme investigasi.

Menurut Sumaatmadja, Jurnalisme investigasi adalah kegiatan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita yang bersifat investigatif, atau sebuah penelusuran panjang dan mendalam terhadap sebuah kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Selain itu, investigasi merupakan penelusuran terhadap kasus yang bersifat rahasia. Sebuah kasus dapat diketahui kerahasiaannya apabila penelusuran terhadap kasus tersebut selesai dilakukan. Kata jurnalisme investigasi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu journal dan vestigium. journal atau diurnalis berarti orang yang melakukan kegiatan jurnalistik, dan vestigium yang berarti jejak kaki.

Jurnalisme investigasi menghasilkan sebuah karya jurnalistik, yaitu laporan investigasi. Laporan investigasi sebagai sebuah karya jurnalistik tidak ditentukan oleh besarnya kasus yang dibongkar, melainkan manfaat atau dampak apa yang ditimbulkan setelah kasus tersebut terbongkar. Penelusuran sebuah topik yang ringan dapat dikatakan produk investigasi yang baik apabila mengungkap fakta bernilai besar bagi khalayak.

Laporan investigasi dalam pelaksanaannya membutuhkan modal yang banyak, terlebih apabila topik yang dipilih bersifat kompleks. Maka sebelum membuat konsep acuan, perlu ada riset awal, wawancara, dan observasi di lapangan. Perencanaan yang matang sangat dibutuhkan agar penelusuran dapat berjalan dengan baik, selain itu penyamaran dan koordinasi terutama bagi jurnalis televisi harus dilakukan dengan baik. Dalam hal ini seorang jurnalis juga dituntut untuk memiliki sifat skeptis atau ragu-ragu terhadap setiap fakta yang diperoleh, sehingga fakta tersebut akan terus digali hingga sampai ke akar permasalahan.

Pada intinya, tujuan utama dari jurnalisme investigasi adalah mengungkap kesaksian dan bukti secara fisik dari suatu persoalan yang kontroversial. Jurnalisme investigasi lebih menekankan pada upaya mengungkap fakta yang sebelumnya tersembunyi dari publik. Karena itu, proses kerja jurnalis dalam liputan investigasi ini laksana detektif yang mengendus informasi tersembunyi dari banyak sisi dan mengungkapkannya.

Beberapa narasumber dan juga pembaca mengakui bahwa edisi indepth yang disajikan oleh BANPOS menjadi pembeda dan daya tarik untuk tetap membaca media mainstream. Seperti yang dinyatakan oleh Walikota Cilegon, Helldy Agustian. Ia menyatakan, BANPOS punya ciri khas tersendiri berbeda dengan media yang lain.

“BANPOS kan sering mengkritik. Kritiknya kritik membangun. Punya ciri khas tertentu,” ungkapnya.

Helldy berharap BANPOS tetap jaya dan tetap mempertahankan ciri khas identitas media yang berbeda.

“Tetap menjadi media yang memberitakan berita yang aktual, yang terpercaya dan berita yang betul-betul memberikan informasi yang akurat buat masyarakat dan berita-berita yang berbeda artinya bahasan-bahasannya tidak pasaran,” katanya.

Ia juga mengucapkan Hari Pers Nasional (HPN) karena berkat pers dirinya bisa dikenal banyak orang dan mengantarkan dirinya menjadi Walikota Cilegon.

“Pers yang membesarkan saya, melalui berita-berita, informasi-informasi terupdate. Khusus buat Banten Pos terus memberitakan berita-berita informasi-informasi yang akurat, informasi-informasi yang terpercaya, informasi-informasi tentang kebenaran tetap dipertahankan, informasi positif dan informasi apa adanya,” ujarnya.

Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin, mengakui bahwa berita yang BANPOS suguhkan itu agak sedikit lebih tajam dibandingkan dengan media lainnya. Sebagaimana media lain, BANPOS memiliki peran yang positif dalam mengawal pembangunan di Kota Serang.

“Banten Pos malah kalau saya melihat ada kelebihan sedikit dari yang lain, kritikannya agak tajam. Tentunya banyak sekali kontribusi positif terutama untuk Pemerintah Kota Serang dan masyarakat Kota Serang, dalam rangka mengawal pembangunan juga mengawal kemajuan-kemajuan Kota Serang,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, mengatakan hal serupa. Menurutnya, BANPOS menjadi salah satu media sumber informasi yang terpercaya, dan memiliki ciri khas tersendiri dalam penyajiannya.

“Gaya pemberitaan yang investigatif dan tajam, membuat BANPOS cukup berbeda dengan media lainnya. Kalau dibandingkan dengan media mainstream nasional, mungkin BANPOS cukup mirip dengan gaya jurnalistik Tempo. Apalagi katanya yang menggugat juga banyak, artinya berita-berita BANPOS di-aware oleh orang-orang,” ungkapnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Budi Santoso menyatakan bahwa gaya jurnalistik investigatif tidak masalah selama berimbang dan menjadi penyeimbang informasi antara masyarakat dengan pemerintah, bukan menghasilkan sebuah tulisan yg menciptakan opini/men-justice di masyarakat.

“Peran jurnalis adalah menyampaikan informasi, bukan membuat kesimpulan atau opini. Semoga Banten Pos tetap menjadi media yang independen dan kritis, senantiasa memberikan informasi yg tepat, akurat dan benar serta berimbang untuk masyarakat,” terangnya.

Gaya berita BANPOS menurut Koordinator JF Kerja Sama dan Humas Untirta, Veronica Dian Faradisa, sebagai gaya yang nyentrik dan bohemian. Gaya tersebut kata Dian, membuat BANPOS selalu berdiri sendiri di tengah banyaknya gaya-gaya mainstream media massa lainnya.

“Gayanya memang kalau istilah sekarang nyentrik, nyeleneh, bohemian. Sebetulnya saya tuh suka penyair seperti Chairil Anwar yang bohemian, dia berdiri sendiri menjadi dirinya sendiri di tengah banyaknya media yang mungkin ingin melukis pencitraan atau apa. Tapi juga harus sadar mungkin harus diimbangkan juga dengan yang lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, BANPOS hadir sebagai media penyeimbang dari media lainnya, karena gaya nyentriknya itu. Meskipun banyak berita dengan tonasi negatif, namun Dian mengaku bahwa hal itu merupakan evaluasi bagi institusinya.

“Saya senang ada koran sebagai media penyeimbang karena kita hidupkan perlu seimbang jadi ketika manakala ada pemberitaan yang dinilai orang negatif tetapi buat saya itu evaluasi,” tuturnya.

Sebagai garda terdepan bagi awak media untuk mencari informasi seputar Untirta, Dian mengaku tidak pernah tertutup, kecuali apabila yang ditanyakan oleh awak media itu tidak dia ketahui, serta bukan kapasitasnya untuk menjawab. Yang penting, awak media, khususnya BANPOS, selalu mengonfirmasi apapun pemberitaan yang akan tayang.

“Saya menghargai itu. Apapun bentuknya selalu konfirmasi, jadi tidak sepihak konfirmasinya, baik konfirmasinya belakangan atau di depan, dan itu ada usaha yang itu saya hargai dari Banten Pos. Mau konfirmasi dengan tetap menjunjung pers yang merdeka,” katanya.

Gaya jurnalistik BANPOS juga mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi dan Statistik (DKISS) Kota Cilegon Didin Supriatna Maulana.

Meski demikian harus berpegang erat pada kode etik jurnalistik dan Undang-undang Pers.

Ia mengatakan, untuk perbaikan Kota Cilegon perlu ada kontrol sosial khususnya dari media massa. Selain itu, kata Didin untuk memperkaya informasi perlu ada klarifikasi dari pihak yang berkompeten.

“Bagus sudah memenuhi produk jurnalistik. Dan harus lebih independen, jangan karena ada miss komunikasi, terus diberitakan, harus subjektif,” ujarnya.

Terkait dengan berita-berita BANPOS yang sering mengupas berita investigasi harus sesuai fakta yang ada di lapangan, namun demikian Didin mendukung BANPOS.

“Yang pasti kalau sudah investigatif harus ada minimal 2-3 alat bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Harus diklarifikasi kepada oknum calon tersangka,” ungkapnya.

Didin berharap kedepan BANPOS harus bisa bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

“Harus bertransformasi dari media konvensional ke media digital, terus berinovasi, dan harus punya added value dibandingkan media yang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskomsantik) Kabupaten Pandeglang, Gunara mengatakan, terkait gaya pemberitaan BANPOS cukup bagus. Namun harus tetap menjaga penggunaan bahasa Indonesia yang baik.

“Sudah cukup bagus. Semoga kedepan semakin dapat ditingkatkan lagi, terutama dalam segi redaksional pemberitaannya agar lebih selektif lagi dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta penggunaan bahas-bahasa serapan,” kata Gunara.

Sementara itu, Kepala Diskominfosp Kabupaten Lebak, Anik Sakinah, menyatakan, gaya investigatif tetap harus dapat dipertanggungjawabkan.

“Selama itu santun, beretika, dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan kami menghargai kebebasan dalam berjurnalistik. Harapannya, sebagai pelayan masyarakat tentu pers sebagai mitra ikut berperan dalam pembangunan,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Kantor Pertanahan ATR/BPN, Agus Sutrisno, menyampaikan bahwa jurnalistik investigatif tidak sekedar menghasilkan berita tetapi berupa laporan investigasi karena berita yang dimuat telah melalui penelusuran yang panjang dan mendalam terhadap sebuah kasus yang dianggap janggal.

“Saya berharap Banten Pos bisa menyajikan berita berupa laporan investigasi yang dapat dipertanggungjawabkan validitas beritanya,” harapnya.(CR-01/DHE/DZH/MUF/LUK/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *