JAKARTA, BABPOS – Founder Bumi Global Karbon (BGK) Foundation Achmad Deni Daruri mengingatkan, agar ekspor batu bara dilakukan dengan hati-hati. Terutama, dalam menghadapi derasnya permintaan dari China.
Saat ini, kata Deni, cadangan batu bara di China diperkirakan hanya cukup untuk 35 tahun. Tak heran, Negeri Tirai Bambu tergolong getol mengimpor batu bara, khususnya dari Indonesia. Berikutnya, India.
Cadangan batu bara China, kini mencapai 149,8 miliar ton. Nomor empat terbesar di dunia.
“Diperlukan upaya khusus, agar usaha batu bara di Indonesia bersifat going concern, terus dipertahankan,” kata Deni.
Deni menjelaskan, cadangan batu bara China saat ini setara dengan 34,7 kali konsumsi tahunan. Berarti, pada tingkat konsumsi saat ini dan tidak termasuk cadangan yang belun terbukti, batu bara di China hanya cukup untuk 35 tahun.
Sementara Indonesia, cadangan batu baranya mencapai 24.910 juta ton (MMst) atau nomor 11 di dunia. Menyumbang 2 persen dari total cadangan batu bara dunia, yang diperkirakan 1.139.471 juta ton (MMst).
“Cadangan Indonesia terbukti setara dengan 242,7 kali konsumsi tahunannya. Bisa untuk 243 tahun di Indonesia pada tingkat konsumsi saat ini, dan tidak termasuk cadangan yang belum terbukti,” terang Deni.
Deni memaparkan, lebih dari 62 persen impor batu bara China berasal dari Indonesia. Sedangkan 17 persen lainnya berasal dari Rusia. Sisanya berasal dari berbagai negara, termasuk Australia dan Amerika Serikat.
Sepanjang Januari hingga November 2022, China mengimpor 262,41 juta ton batu bara. Turun 10 persen dindingkan periode sama di 2021.
Kebutuhan batu bara naik lantaran Pemerintah China gencar membangun pembangkit listrik tenaga batu bara, untuk memastikan ketersediaan listrik saat musim dingin.
“Otomatis, China membakar lebih banyak batu bara ketimbang negara-negara lain di dunia. Dampaknya, China menyumbang emisi gas rumah kaca terkait batu bara, hampir 6 persen pada 2022,” ungkap Deni.
Sedangkan pada 2020, lanjut Deni, China mengekspor sekitar 436 ton batu bara, senilai jutaan dolar. Saat ini, jumlah pembangkit listrik batu bara di China terbanyak di dunia, mencapai 1.110 pembangkit.
Disusul India dengan 285 pembangkit. Emisi dari pembangkit listrik batu bara di China, menyuburkan Samudera Pasifik Utara dengan nutrisi logam penting bagi kehidupan laut.
Pada 21 September 2021, Presiden China, Xi Jinping mengatakan, kepada Majelis Umum PBB, akan meningkatkan dukungan untuk program energi hijau dan rendah karbon di negara berkembang. China juga berjanji tidak membangun pembangkit listrik batu bara baru di luar negeri.
“China berinvestasi dalam memperbaiki pembangkit listrik batu bara, agar lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan listrik saat beban puncak,” kata Zhou Xizhou, seorang analis energi China yang sekarang berada di S & P Global.
Sedangkan Yu Aiqun, peneliti Global Energy Monitor, menerangkan bahwa batu bara adalah sumber energi yang murah, kecuali biaya sosial dan lingkungannya.
China berencana untuk meningkatkan produksi batu bara hingga 2025 untuk menghindari terulangnya kekurangan listrik pada 2022.(RMID)
Tinggalkan Balasan