Napi Lapas Rangkasbitung Dilatih Keterampilan Hidup

LEBAK, BANPOS – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembinaan kemandirian bagi Narapidana (Napi), Lapas Rangkasbitung giat melaksanakan perencanaan secara masif, kali ini lapas Rangkasbitung bersama dua instansi yakni Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) dan Peternakan (Disnak) Kabupaten Lebak merencanakan peningkatan keterampilan hidup (life skill) bagi para napi.

Pada Rapat Perencanaan kegiatan pelatihan peternakan dan perikanan itu diikuti oleh jajaran internal Lapas, diantaranya Pejabat Struktural dan seluruh staf Subsi Pembinaan. Sementara dari external dihadiri Plt Sekretaris DPK/Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Bernardi beserta Staf dan Sub Koordinator Kelembagaan di Dinas Peternakan, Nikmatul.

Kalapas Rangkasbitung, Suriyanta Leonardo Situmorang yang diwakilkan Kasubsi Pembinaan Eka Yogaswara dalam sambutan menjelaskan perihal teknis pelatihan Peternakan dan Pertanian yang akan dilaksanakan.

“Alhamdulillah kita bisa gelar rapat bersama, tentu saja ini implementasi ril dari kerjasama, Lapas memang harus dikeroyok karena banyak keterbatasan kita sementara Pembinaan berupa life skill harus kita berikan kepada para narapidana. Tentu saja sebagai bekal agar mereka kembali berkontribusi lagi bagi masyarakat. Outputnya jelas mereka memiliki kompetensi dan bersertifikat serta dapat menyumbang penerimaan negara melalui PNBP atas hasil karyanya,” ujar Eka Yogaswara.

Sementara, Plt Sekretaris DPK Lebak, Bernardi menyampaikan dukungannya kepada Lapas Rangkasbitung.

“Kami menyambut dengan tangan terbuka, mendukung penuh kegiatan pembinaan dan pelatihan dengan sebaik-baiknya. Seperti kita ketahui SAE punya potensi dan kami rekomendasi untuk pelatihan dan budidaya Nila dan Ikan lele serta bisa dipadukan dengan tanaman indigo feri, jadi nanti bagus sekali,” ujar Bernardi.

Senada diungkapkan Sub Koordinator Kelembagaan Disnak Kabupaten Lebak, Iyah Nikmatul yang siap membina para Napi di Lapas dalam keahlian beternak.

“Tentu semua akan mendukung termasuk kami, para warga binaan harus dibekali agar selanjutnya termotivasi untuk mengimplementasikan usai bebas, misalnya ternak domba sederhana dan murah tapi menghasilkan nanti kita belajar bagaimana pengelolaannya dan pemberian pakan ternaknya sekaligus kesehatan hewannya sehingga kompetensinya utuh nanti,” tutur Iyah.(WDO/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *