SERANG, BANPOS – Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan dan hingga kini kebutuhan masyarakat seperti beras dan bumbu masak terus melambung tinggi.
Harga beras yang biasanya Rp11.000 per kilogram di pasaran menjadi Rp13. 000. Harga bawang merah yang semula Rp30.000 per kilogram menjadi Rp40 ribu. Sedangkan harga bawang putih dari Rp30 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogramnya.
“Semuanya pada naik, terutama beras,” ucap salah seorang pembeli, Nety, di Pasar Tradisional Kranggot.
Sementara itu, berdasarkan siaran persnya, pemprov mengaku sampai saat ini terus melakukan langkah-langkah agar kebutuhan pangan menjelang ramadhan tahun ini tetap stabil, mampu dibeli oleh masyarakat.
Asda II Banten M Yusuf usai memimpin High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Banten di Pendopo Gubernur KP3B Curug, Kota Serang, Selasa (21/3) menegaskan pemprov terus melakukan beberapa langkah upaya untuk mempersiapkan dan memastikan ketersedian bahan pangan saat menjelang bulan Ramadan. Hal itu dilakukan dalam rangka memastikan ketersedian dan keterjangkauan bahan pangan di masyarakat.
“Tadi kita membahas beberapa hal. Diantaranya persiapan menghadapi bulan puasa dan lebaran. Semua stakeholder yang hadir di sini optimis bahwa di kita (Provinsi Banten) itu stabil pasokan serta pengendaliannya,” ungkapnya.
Selanjutnya, M Yusuf mengatakan pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan harga dan ketersediaan bahan pangan di sejumlah pasar.
“Semua komoditi, terutama beras, cabai dan sebagainya. Insyaallah dapat stabil di bulan puasa,” katanya.
Dikatakannya, selain membahas terkait ketersediaan bahan pangan, pada kesempatan tersebut juga membahas beberapa hal, diantaranya terkait ketersediaan dan distribusi BBM, transportasi, dan lainnya.
“Insyaallah mudah-mudahan semua dapat terkendali dengan baik. Jadi tidak perlu ada yang dirisaukan. Walaupun saat ini ada harga yang naik itu mekanisme pasar, bukan karena tidak adanya barang,” imbuhnya.
“Pergerakan harga itu kan mekanisme pasar. Ya itu tidak jauh dan terkendali sesuai dengan koridor batasan yang ada,” tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh perwakilan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, Korem 064 Maulana Yusuf, Kepolisian Daerah Banten, BPS Provinsi Banten, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Provinsi Banten serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Banten PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM).
Sementara itu, pantauan BANPOS, terlihat banyak sekali warga yang mulai memadati beberapa pasar yang berada di Kabupaten Serang. Khususnya pasar kalodran yang siang hari tadi terlihat mulai ramai didatangi para pembeli untuk memenuhi kebutuhannya selama bulan Ramadan.
Antusiasme menyambut datangnya bulan Ramadan pun dirasakan oleh seorang pembeli asal serang, Tina Yunita yang mengatakan bahwa setiap bulan Ramadan sudah menjadi tradisi masyarakat berbondong bondong datang ke pasar.
“Sudah dari pagi hari tadi saya datang, tujuannya untuk membeli kebutuhan bulan puasa,” ucapnya.
Tina mengaku jika kondisi tersebut tidak usah dipusingkan, karena banyak warga yang merasa senang dengan kondisi ramainya pasar.
“Kalau kata orang serang mah (Jedogan) jadi kita mah seneng seneng aja, asal jangan ada yang jahat,” ujarnya.
Ia mengaku jika pihak keamanan harus turut memantau juga aktivitas masyarakat yang datang ke pasar, jangan sampai ini menjadi kesempatan untuk melakukan tindak kejahatan.
“Intinya saya mah cuma minta pihak keamanan juga turun mengawasi, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
“Sekarang banyak orang dengan kondisi sulit, jangan sampai kita lengah dan tidak ada pengawasan, mereka (penjahat) semena mena untuk melakukan aksinya,” tambahnya.
Selain itu, penjual bahan pokok di pasar tersebut juga mengatakan bahwa menjelang bulan Ramadan ini penjualannya meningkat.
“Tidak usah pikirkan soal omset penjualan, yang terpenting laku aja dulu dan banyak orang yang datang lagi ke tempat saya,” ujarnya.
Ia mengaku jika sebelumnya kondisi penjualan sangat mengkhawatirkan, sebab seperti masyarakat lebih memilih pasar modern dibanding pasar tradisional.
“Kemarin saya pikir masyarakat hanya ingin ke minimarket aja atau yang lebih canggih dan modern, ternyata dugaan saya salah,” ujarnya.
Menurutnya, bulan Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan baik untuk para penjual maupun pembeli, karena memang masyarakat khususnya umat muslim ketika datangnya bulan Ramadan berbondong-bondong untuk datang ke pasar.
“Datang bulan puasa menjadi berkah untuk kita semua, penjual juga tidak merasa kesulitan dalam menjual barangnya, begitupun pembeli, tidak sulit untuk mencari barang yang sesuai dengan uang yang ia punya,” tandasnya.(MG-01/RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan