Kompolnas Soroti Lambatnya Penangkapan Buron Pencabulan, Puluhan Anak Cilegon jadi Korban

TANGERANG, BANPOS-Anak-anak menjadi kelompok rentan menjadi korban kasus kekerasan seksual atau pencabulan. Hal ini diduga akibat paparan pornografi yang semakin merebak. Untuk di Kota Cilegon, dampaknya adalah tingginya anak-anak yang menjadi korban pencabulan.

Namun sayangnya, penegakan hukum bagi pelaku pencabulan juga terkesan masih lemah. Salah satunya adalah penangkapan buron kasus pencabulan di Kota Tangerang yang terkesan lambat dan tidak serius.

Seperti yang terjadi di Kota Tangerang, sudah setahun lebih AS seorang oknum guru ngaji yang diduga mencabuli muridnya di Pinang, Kota Tangerang belum juga ditangkap polisi. Pelaku masih berkeliaran hingga saat ini. Padahal, AS telah masuk daftar pencarian orang atau DPO sejak Februari 2022 lalu.

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendesak Polres Metro Tangerang Kota segera meringkus oknum guru ngaji yang mencabuli muridnya di Pinang, Kota Tangerang tersebut. Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti menegaskan keadilan dan kepastian hukum bagi korban kekerasan seksual harus menjadi prioritas.

“Apalagi tersangka tidak punya iktikad baik untuk kooperatif dan menyerahkan diri,” ujarnya, Selasa (16/5).

Dia juga berharap kepada masyarakat untuk mendukung due process of law atau proses hukum yang semestinya. Sebab, Indonesia adalah negara hukum. Ia juga menegaskan, semua orang sama apabila di hadapan hukum.

“Semua orang sama di hadapan hukum dan tidak ada yang kebal hukum,” katanya.

Dia pun akan meminta klarifikasi kepada Polda Metro Jaya soal alasan Polres Metro Tangerang Kota belum bisa menangkap pelaku.

“Jika benar DPO kasus pencabulan terhadap murid-murid ngaji menampakkan diri di lingkungan sekitar, maka yang bersangkutan harus segera ditangkap dan ditahan,” katanya.

“Jika ada pihak-pihak yang melindungi pelaku, maka dapat dianggap melakukan obstruction of justice dan konsekuensinya dapat dikenai pasal tindak pidana menghalang-halangi keadilan,” tambahnya.

Sementara, Kasie Humas Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Abdul Jana saat dikonfirmasi mengenai kasus tersebut, dirinya belum bisa memberikan tanggapan.

“Saya konfirmasi dulu ya bang,” singkatnya.

F salah satu kerabat korban mengatakan, pihaknya pun sampai saat ini masih menunggu informasi dari Polres Metro Tangerang Kota soal kelanjutan kasus tersebut. Pasalnya, sudah satu tahun lebih pelaku belum juga diamankan. Dia menuturkan, Polres Metro Tangerang Kota juga sudah lama belum melakukan komunikasi dengan pihak keluarga.

“Masa iya polisi menangkap 1 orang aja belum ditangkap-tangkap. Udah lama juga (komunikasi) udah beberapa bulan yang lalu,” ungkapnya.

Namun demikian, F mengakui kalau sejauh ini tidak ada upaya mediasi antara korban dan pelaku. Dirinya pun berharap agar kepolisian dapat segera menangkap pelaku.

“Enggak ada mediasi, waktu itu Kapolsek Pinang waktu masih pak Tapril diatensikan ke Polres Kota segera tangkap, waktu itu ada juga pergerakan dari Polsek Pinang, tapi lemah lagi,” jelasnya.

Kata dia, pelaku setelah ditetapkan sebagai tersangka dan DPO sempat terlihat kembali ke rumahnya. Namun, saat F melaporkan itu, polisi beralasan tidak sedang piket. Beruntung, pihak pelaku tidak melakukan intimidasi kepada korban.

“Pernah pulang waktu itu cuma kan waktu dikontak, (petugas) Polres Metro lagi nggak piket alasannya,” tuturnya.

Diketahui, penetapan DPO itu berdasarkan berkas bernomor DPO/02/I/RES.1.24./2022/Reskrim. AS dijerat dengan Pasal 83 UU RI No 7 / 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No 1/ 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 23 / 2002 tentang Perlindungan Anak.

Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon Agus Zulkarnain menyampaikan, anak-anak adalah kelompok yang paling rentan dalam hal masalah kekerasan seksual. Menurutnya, tingginya angka kekerasan seksual tersebut akibat dari paparan pornografi dan kecanduan mengakses konten pornografi di dunia maya.

“Tahun ini (2023-red) kami menerima 9 laporan pelecehan seksual, sementara tahun lalu (2022-red) sekitar 46 laporan dengan korban laki-laki dan perempuan. Penyebabnya, karena banyak yang mengakses konten pornografi. Karena itu, kami lakukan sosialisasi ini (Bahaya pornografi-red). Harapannya agar para remaja bisa melakukan hal-hal positif, karena konten pornografi itu juga dapat mengganggu perkembangan otak,” jelasnya usai acara Sosialisasi Bahaya Pornografi Bagi Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang digelar DP3AP2KB Kota Cilegon di Aula Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfo) Kota Cilegon, Selasa (16/5).

Diterangkan Agus, kegiatan sosialisasi tersebut digelar selama dua hari dengan peserta yang berbeda-beda dari seluruh SMP yang ada di Kota Cilegon.

“Hari ini (Kemarin-red) pesertanya 100 pelajar kelas 8 dari 25 SMP dan besok (Hari ini-red) juga akan diikuti 100 pelajar dari 25 SMP lain didampingi para guru. Totalnya 200 pelajar dari 50 SMP Negeri dan swasta,” terangnya.

Di tempat yang sama, Walikota Cilegon Helldy Agustian dalam sambutannya meminta para pelajar untuk menjaga pergaulan di tengah kemajuan zaman dan teknologi. Hal itu dilakukan, agar para pelajar terhindar dari tindakan dan atau perilaku negatif yang merugikan.

“Pergaulan menjadi hal yang sangat penting dan harus dijaga. Jangan lakukan hal-hal yang negatif. Solat jangan sampai ditinggalkan. Adik-adik (Pelajar-red) harus punya motivasi tinggi untuk maju. Berbakti sama orang tua dan terus belajar dengan sungguh-sungguh demi mengejar cita-cita,” kata Helldy.

Menurut Helldy, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon serius membangun kualitas pendidikan yang dapat diperlihatkan melalui berbagai program pembangunan infrastruktur dan program beasiswa, seperti pembebasan biaya Lembar Kerja Siswa (LKS) atau LKS gratis dan program beasiswa full sarjana.

“Ini (Sosialisasi Bahaya Pornografi-red) merupakan langkah pencegahan terhadap bahaya pornografi. Kita ingin mengedukasi. Selain teknologi yang semakin tinggi, Kota Cilegon ini adalah kota metropolis yang dikelilingi banyak industri, sehingga kita perlu menyiapkan generasi masa depan yang baik,” tuturnya.

Dalam hal ini, Helldy berharap agar para guru dapat bersama-sama dengan para orang tua untuk selalu kompak memberikan pendidikan maksimal bagi para pelajar.

“Saya menyarankan agar para guru terus mendidik dengan ikhlas. Ilmu yang bermanfaat, pahalanya akan terus mengalir,” ungkapnya.(LUK/PBN/BNN)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *