SERANG, BANPOS – Fasilitas sekolah di Kota Serang dinilai masih jauh dari kata layak, kendati Kota Serang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten.
Sebab rupanya, masih banyak ditemui sekolah rusak di Kota Serang yang jumlahnya cukup terbilang fantastis, yakni hampir sekitar 95 persen. Data itu diungkapkan langsung oleh Sekretaris Wilayah Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma) Banten, Rizky Arifianto.
Menurut Rizky, berdasarkan informasi dari media yang ia dapatkan, sekolah rusak yang ada tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Serang, namun yang paling banyak berada di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kasemen, Walantaka, Curug, dan juga Kecamatan Serang.
“Di Kota Serang sendiri masih banyak PR pemerintah dalam soal pendidikan. Seperti sarana prasarana sekolah yang hampir 95 persen rusak. Kita seperti tinggal di pedalaman padahal kan ini ibu kota provinsi. Sekolah-sekolah rusak tersebut tersebar di enam kecamatan. Namun yang terbanyak berada di Kecamatan Kasemen, Walantaka, Curug, dan Kecamatan Serang,” kata Rizky.
Keadaan itu semakin diperparah dengan banyaknya kepala sekolah yang tidak paham dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang kaitannya dengan transparansi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kurang nya pengetahuan kepala sekolah dan jajaran nya tentang UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik diduga membuat banyak oknum-oknum yang mencoba meminta keterbukaan terkait dana BOS ke sekolah-sekolah di Kota Serang,” ucapnya.
Rizky melanjutkan, pihaknya telah melakukan upaya dengan beraudiensi dengan Walikota Serang guna menyampaikan permasalahan tersebut.
Namun Walikota Serang Syafrudin justru menyarankan agar, Rizky beserta kawan-kawannya untuk menghadap langsung kepada dinas terkait, yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang.
“Kami sudah bersilaturahmi dan beraudiensi dengan Walikota Serang beberapa hari lalu. Walikota langsung meminta kami untuk beraudiensi dengan kepala Dinas Pendidikan langsung, terkait soal permasalahan pendidikan di Kota Serang yang kami sampaikan,” jelasnya.
Kepala Dindikbud Kota Serang Tubagus Suherna mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan perbaikan sekolah yang ada di Kota Serang.
Suherna menyebutkan Dindikbud Kota Serang telah mengusulkan rehab sebanyak 300 ruang kelas. Hanya saja untuk realisasinya, sedang diupayakan bisa terjadi di tahun 2024 mendatang.
“Kondisi rehab berat secara keseluruhan ada 269 se Kota Serang. Untuk rehab ada 583 ruang kelas, rehab ringan sekitar 25 ruang kelas. Tahun ini sekitar 300 usulan rehab, tapi nanti realisasinya disesuaikan dengan anggaran. Ada rehab ringan, sedang dan berat. Pembangunannya dilakukan tahun 2024,” ujar Suherman.
Dari data yang dimiliki, Kepala Dindikbud Kota Serang itu menyebutkan Kecamatan Cipocok Jaya menjadi kecamatan dengan data ruang kelas rusak terbanyak, bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Serang. Total ruang kelas rusak di Kecamatan Cipocok Jaya sebanyak 77 unit ruang kelas.
“Sedang kami usulkan, diantaranya unit sekolah baru di Cipocok Jaya. Kemudian rehabilitasi ruang kelas, berdasarkan data, untuk ruang guru di Kecamatan Cipocok Jaya sebanyak 25 ruangan, untuk ruang kelas 77. Kecamatan Serang sebanyak 63, taktakan 40, curug 39, kasemen 42, walantaka 39,” terangnya.
Menanggapi banyaknya sekolah rusak di Kota Serang, anggota Komisi II DPRD Kota Serang Muhtar Effendi turut mempertanyakan kinerja Dindikbud Kota Serang dalam menangani masalah itu.
Ia menilai, Dindikbud Kota Serang terkesan mengabaikan masalah sekolah rusak yang ada di Kota Serang.
“Kerja dinas (Dindikbud) ngapain saja, sampai angkanya sebesar itu. Tentu ini harus ditindaklanjuti dan selesaikan,” tegasnya.(MG-01/PBN)
Tinggalkan Balasan