LEBAK, BANPOS – Bangunan RSUD Cilograng yang baru beberapa bulan selesai dibangun oleh PT PP Urban, kondisinya saat ini disebut memprihatinkan. Hal itu karena bangunan senilai Rp72 miliar itu, disebut dalam kondisi yang kurang bagus.
Kondisi yang kurang bagus itu lantaran dinding bangunannya banyak tambalan akibat tembok bangunan yang sudah mulai retak. Spesifikasi dan kualitas material yang digunakan pun mendapat sorotan dari masyarakat.
Masyarakat Peduli Pembanguan (MPP), Dedih, mengatakan bahwa kondisi bangunan seperti itu layak dipertanyakan kualitasnya. Apalagi Kepala Dinkes Provinsi Banten sudah dilaporkan ke Ditkrimsus Polda Banten pada Subdit III Tipikor.
“Ini kualitasnya perlu dipertanyakan. Bangunan yang baru beberapa bulan selesai malah banyak retak, dan penuh tambalan. Ini anggarannya tidak sedikit kan,” ungkap Dedih, Senin (22/5).
Pihaknya menduga terjadi kongkalingkong dalam pengerjaan proyek miliaran rupiah tersebut, sehingga perlu ada pengusutan dari aparat penegak hukum (APH).
Maka dari itu, ia mendorong kepada APH untuk segera menindaklanjuti dugaan kongkalingkong dan indikasi korupsi, pada pembangunan RSUD Cilograng tersebut.
“Apalagi dalam pelaksanaan pembangunan di gedung utama itu tak dipakai borpile. Mungkin saja retakan tersebut diakibatkan karena tidak pakainya borpile, ditambah pemakaian bata ringan (hebel) jelas juga akan berpengaruh terhadap dinding bangunan. Ini bangunan 2 lantai bebannya berat. Itu pelaksana dan Dinkes Banten harus diperiksa,” ujar Dedih.
Senada disampaikan oleh pegiat asal Lebak lainnya, Fauzie. Kepada BANPOS, ia mengaku khawatir terkait kondisi bangunan RSUD Cilograng yang hasilnya seperti itu. Ia meminta pihak pelaksana kegiatan untuk memperhatikan kualitas bangunan agar tidak menimbulkan dampak.
“RSUD Cilograng ini akan digunakan oleh masyarakat luas, jadi bangunannya harus kuat. Kita khawatir dengan kondisi bangunan yang seperti itu, dinding bisa ambruk atau jebol. Ini juga harus jadi perhatian bagi pelaksana kegiatan tahap dua penyelesaian pembanguan RSUD ini. Katanya akan segera menyelesaikan lahan parkir, jalan, taman, turap dan pagar. Kami minta agar melaksanakan pembanguan yang sesuai, berkualitas dan bisa bertahan lama,” harap Fauzie.
Terpisah, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten, Yeremia Mendrofa, kepada wartawan mengaku sudah memberitahukan kondisi bangunan retak termasuk dilaporkannya Dinkes Banten ke Polda, dan menyerahkan persoalan tersebut ke APH.
“Terkait Rumah Sakit Cilograng biarkan APH bekerja selajutnya,” katanya singkat. (WDO/DZH)
Tinggalkan Balasan