Hama Wereng Menyerang, Petani Menjerit

LEBAK, BANPOS – Petani di Lebak Selatan (Baksel) khususnya penggarap persawahan di wilayah Kecamatan Wanasalam menjerit saat mendapatkan hasil panen yang jauh dari harapan. Pasalnya, lahan persawahan mereka terserang hama ganjur (Hama Wereng-red) sehingga berdampak pada panen padi musim ini.
Petani dari Desa Cipeucang Kecamatan Wanasalam Uding mengaku rugi saat panen belum lama ini, pasalnya ada gangguan hama wereng yang menyerang persawahannya.
“Iya betul, untuk panen beberapa waktu kemarin kita menangis. Sudah panen lalu hanya sedikit hasilnya, biasa satu kotak 8-9 Karung, kemarin cuma dapat 5-6 karung. Sekarang hampir semua terkena ganjur. Kita sudah pakai segala obat, tapi ga ada yang mempan, ” ujarnya.
Petani setempat lainnya, Hasan kepada BANPOS juga menyampaikan hal yang sama, dan para petani pun mengaku awam untuk penanganan hama tersebut. Menurutnya, ia selama ini mengaku tidak pernah mendapat sosialisasi mengenai penanganan hama wereng dari dinas terkait.
“Jelas panen kemarin itu sangat pahit. Karena kita tak pernah diberi sosialisasi atau imbauan oleh dinas pertanian soal penanganan hama itu.
Dikatakan Hasan, sebagian besar para petani di daerahnya terkendala juga oleh program kartu tani yang begitu susah, sehingga berdampak pada kesulitan membeli pupuk.
“Jadi karena ini, tolong jangan persulit petani dengan kartu tani, kita mau beli pupuk dan lain sebagainya kebutuhan tani serasa dipersulit. Mana bikinnya susah dan lama. Tapi mereka yang ga jelas sawahnya justru pada dapat kartu tani. Kami mah sampai sekarang belum ada juga kartu tani nya,” ungkapnya.
Sementara, Koordinator Wilayah (Korwil) Pertanian Kecamatan Wanasalam, Atep Nugraha saat dikonfirmasi mengenai solusi hama wereng, mengaku sudah meninjau terkait serangan hama wereng yang terjadi itu, hanya saja masih tahap wajar.
“Kita sudah peninjauan langsung oleh PPL POPT dan juga dari dinas pertanian provinsi. Hama saat ini masih di ambang batas wajar. Dari orang ke orang sudah pada tahu sebenarnya, cuma mungkin mereka ga kebeli pupuk. Saat ini Sebagian sudah mulai panen. Yang efektif sekarang pakai 2 bahan aktif kontak dan sistemik,” terang Atep.
Pada bagian lain, Atep menjabarkan beberapa dampak faktor yang menguatkan terjadinya serangan hama wereng pada lahan persawahan di Kecamatan Wanasalam.
Dikatakan, serangan wereng ini bukan tanpa sebab. Terangnya, tidak ada jeda untuk tanah istirahat. Karena, ketika panen bulan Februari, namun bulan Maret sudah tanam lagi dengan alasan masih ada hujan. Selain itu juga, kondisi cuaca mendukung perkembangan hama penyakit, pagi sampe siang panas, siang sampe sore hujan.
“Jadi lahan sudah sakit akibat kelebihan nitrogen, menjadikan tanah masam dan mudah untuk perkembangan hama penyakit. Dan petani sudah memakai pestisida kimia dengan dosis tinggi, mengakibatkan hama penyakit kenal akan pestisida tertentu,” tutur Atep.
Adapun soal pengajuan pestisida, pihaknya mengaku sudah dilakukan, tetapi stok pestisida di dinas kabupaten dan provinsi tidak ada, jadi bantuan yang diharapkan tidak bisa diberikan.
“Kita pihak BPP sudah sosialisasi akan dampak dari elnino yang berakibat pada tanaman padi,” terangnya.
Adapun untuk solusi yang paling mudah yang pernah di lakukan adalah memberikan pemahaman akan perkembangan wereng.
“Dan penyemprotan harus dilakukan disaat umur dibawah 45 hari. Penyemprotan pestisida harus dicampur dengan perekat yang bisa dibuat sendiri atau pun beli di kios pupuk,” paparnya.(WDO/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *