Pemerintah Janji Perkuat Bisnis Pelaku Usaha Kecil

JAKARTA, BANPOS – Pemerintah siap menindaklanjuti hasil penelitian Small Firm Diaries (SFD), yang menaruh perhatian terhadap pelaku usaha kecil di Indonesia. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berkomitmen untuk memperkuat pelaku usaha kecil sebagai bagian dari tulang punggung ekonomi nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin menilai, penelitian SFD yang dilakukan MicroSave Consulting (MSC) Indonesia bersama Pusat Penelitian Financial Access Initiative (FAI) dari New York University memberi gambaran yang penting tentang bisnis masyarakat kecil.

Dari penelitian itu Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan pelaku usaha kecil. Terutama, yang berskala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara berkesinambungan. “Melalui berbagai dukungan untuk UMKM Pemerintah ingin UMKM naik kelas karena ini sesuai amanah Presiden Joko Widodo,” ujarnya dalam peluncuran hasil studi SFD di Jakarta, kemarin.

Dukungan yang dilakukan seperti menyiapkan berbagai program pembangunan dan perumusan kebijakan yang strategis, terarah, dan berkeadilan. Terutama, pasca Indonesia dilanda pandemi Covid-19 dalam kurun waktu lebih dari dua tahun.

“Kami mengapresiasi kerja sama jangka panjang dalam penelitian SFD ini sebagai bentuk dukungan kepada koperasi dan UMKM untuk pulih pasca pandemi,” tuturnya

Dari penelitian ini, pihaknya bisa lebih berhati-hati dan memiliki gambaran lebih matang dalam menyusun kebijakan untuk mendukung UMKM.

Pemerintah melalui kebijakannya akan fokus meningkatkan pertumbuhan UMKM dan membantunya untuk bisa bersaing di pasar global.

“Kami berharap kerja sama yang telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut. Sehingga berdampak yang luas bagi pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia, baik dalam hal merancang produk, sinergi kemitraan, maupun solutif atas berbagai tantangan,” papar Rudy.

Country Director, MSC Indonesia Grace Retnowati memaparkan, penelitian Small Firm Diaries Indonesia mengidentifikasi usaha kecil sebagai bagian tengah yang tak terlihat di antara kategori usaha mikro dan usaha besar.

Fakta terungkap bahwa tipe bisnis usaha kecil umumnya hanya mempekerjakan antara 1 hingga 20 pekerja.

Meski kecil tapi UMKM bisa memberikan kontribusi penting bagi perekonomian lokal.

Dalam penelitian itu juga terungkap bahwa mayoritas usaha kecil cenderung memprioritaskan stabilitas usaha agar beriringan dengan pertumbuhan.

Risiko yang mereka hadapi dan kurangnya dukungan yang memadai kerap menghalangi UMKM untuk berinvestasi lebih ke dalam bisnisnya.

“Biaya yang meningkat dan pendapatan yang tidak stabil merupakan risiko utama bagi stabilitas usaha kecil, dan secara luas, pekerja mereka,” ungkap Grace.

Studi ini menemukan bahwa Sekitar tiga perempat 76 persen dari usaha kecil di Indonesia melaporkan memiliki pinjaman dalam berbagai bentuk. Termasuk pinjaman informal.

Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain yang diteliti. Bank pemerintah menjadi sumber pinjaman yang paling umum yakni 41 persen dari semua pinjaman yang tercatat.

“Ini karena adanya program pinjaman subsidi Pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” katanya.

Fakta lain dari penelitian SFD adalah, hampir separuh karyawan usaha kecil mengaku pernah kekurangan makan dalam setahun terakhir.

Kondisi ini sangat rawan terjadi bagi seluruh pelaku UMKM di berbagai wilayah.

Grace berharap penelitian SFD bisa ikut berkontribusi dalam membantu Pemerintah Indonesia untuk menyusun berbagai kebijakan. Khususnya dalam mendorong geliat pelaku UMKM.

“Kami ingin SFD bisa memberi manfaat dalam memberi masukan terhadap penyusunan kebijakan berbasis bukti,” harap Grace.

Sekadar informasi, SFD adalah proyek penelitian global yang dilakukan antara tahun 2021 hingga 2023 di tujuh negara.

Yakni Kenya, Nigeria, Uganda, Ethiopia, Indonesia, Fiji, dan Kolombia. Studi ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana usaha kecil bisa mengatasi tantangan untuk berkembang dalam ekonomi modern.

“Harapannya dengan kebijakan dan dukungan yang tepat bisa secara langsung berkontribusi pada pengurangan kemiskinan,” terangnya.

Di setiap negara, tim peneliti lapangan mengunjungi sekelompok pemilik usaha kecil setiap minggu selama satu tahun untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif tentang arus keuangan mereka.

Informasi ini memberikan gambaran tentang pengambilan keputusan ekonomi, strategi, dan keterbatasan usaha kecil saat mereka menghadapi situasi yang tidak pasti.(RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *