Penanganan Stunting, TP PKK Provinsi Banten Berikan Perhatian Khusus pada Kabupaten Lebak

PENJABAT (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten Tine Al Muktabar mengungkapkan, pihaknya memberikan perhatian khusus dan apresiasi atas inovasi dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Lebak. Kasus stunting di Kabupaten Lebak mencapai 26,2 persen atau 25.602 anak.

Hal itu diungkap Tine Al Muktabar pada Festival Anak Banten Sehat Cerdas Ceria Bersama TP PKK Provinsi Banten dan TP PKK Kabupaten Lebak di SDN 2 Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Rabu (21/6/2023).

“Menjadi PR kita bersama, bahwa kita harus benar-benar bersinergi. Mari kita buktikan kinerja kita untuk mendukung penanganan stunting di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten,” ungkapnya.

“Kita punya target, sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo di bawah 14 persen pada Tahun 2024,” tambah Tine.

Dikatakan, merujuk data yang sudah masuk di TP PKK Provinsi Banten, di Kecamatan Cibadak terdapat 407 kasus anak stunting. Sementara di Desa Pasar Keong mencapai 55 kasus stunting.

Masih menurut Tine, jika intervensi atau pendampingan penanganan anak stunting dilaksanakan dengan tepat, dalam rentang tiga (3) bulan bisa ada perbaikan.

“Jika tidak ada perbaikan, akan dilihat pelaksanaan penanganannya apakah sudah tepat atau belum. Kalau sudah tepat namun tidak ada perbaikan bisa diperiksa lebih lanjut melalui rujukan Posyandu untuk diperiksa di Puskesmas atau RSUD, apakah ada penyakit ikutan sehingga menghambat penanganan,” paparnya.

“Melalui aplikasi e dasawisma, kita bisa memonitor. Pada bulan Juli data sudah terisi serta termonitor kinerja TP PKK serta penanganan stunting. Ini wujud nyata TP PKK dalam menggerakkan para kader dalam mengawal tumbuh kembang anak untuk menjadi SDM unggul dalam menghadapi Indonesia Emas 2045,” tambah Tine.

Masih menurut Tine, masalah stunting tidak hanya faktor ekonomi tapi juga masalah edukasi. TP PKK Provinsi Banten bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) yang telah mengeluarkan inovasi untuk edukasi keluarga dengan anak stunting melalui diskusi dan permainan. Melalui inovasi ini diharapkan orang tua semakin peduli untuk berbuat maksimal bagi perkembangan anaknya. Demikian pula dengan inovasi senam ibu hamil untuk meningkatkan kebugaran ibu hamil dan janin sehat.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Lebak Rini Ade Nurhikmat mengungkapkan, luasnya wilayah Kabupaten Lebak menjadi salah satu tantangan dalam penanganan stunting. Melalui e dasawisma, penanganan 25.602 anak stunting di Kabupaten Lebak diharapkan semakin maksimal.

“Masih banyak kendala yang dihadapi, salah satunya pemahaman tentang menu makan sehat dan bergizi,” ungkapnya.

Sementara, Rohana (45 tahun) kader PKK Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku sudah memahami untuk menginput data e dasawisma dalam pendampingan keluarga dengan anak stunting. Dirinya optimis penanganan stunting di desanya bakal maksimal.

“Setelah mengikuti pelatihan pendampingan input data, mudah untuk buka aplikasi e dasawisma. Mudah untuk input data anak stunting dan hasil pengukurannya,” ungkapnya.

Acara diikuti oleh 30 orang ibu hamil, 50 ibu bayi bawah dua tahun, serta kader PKK dari 12 Kecamatan di Kabupaten Lebak. Dalam kesempatan itu turut diserahkan bantuan bibit pohon kelor, bantuan benih ikan lele, serta bantuan pemeriksaan dan edukasi untuk ibu hamil. (ADV)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *