SERANG, BANPOS – Dalam rangka memberikan kenyamanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan kebutuhan air bersih yang merupakan salah satu bahan pokok masyarakat. Penyediaan dan penyaluran air bersih pun menjadi sebuah PR besar untuk pemerintah daerah.
Namun, dalam proses penyaluran air bersih tersebut terkendala dengan berbagai macam alasan seperti masalah anggaran, perizinan serta fokus tujuan pencapain lain.
Seperti halnya pencapaian penyediaan akses air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Serang yang masih sangat rendah, yang saat ini hanya sebesar 14 persen saja. Padahal, air bersih sangat amat penting untuk kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu faktor penting dalam upaya penurunan stunting.
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, capaian untuk penyaluran air bersih untuk wilayah Kabupaten Serang masih terbilang sangat rendah serta masih sangat jauh dari apa yang ditargetkan.
“Untuk akses air bersih masyarakat saat ini baru mencapai 14 persen. Capaian untuk penyediaan air bersih di Kabupaten Serang masih jauh sekali dari target,” katanya, Selasa (18/7).
Ia menjelaskan, masih rendahnya capaian penyaluran air bersih di Kabupaten Serang karena hingga saat ini, pemerintah Kabupaten Serang masih memfokuskan diri terhadap aspek lain seperti pendidikan.
“Pemkab Serang saat ini masih memfokuskan diri dalam beberapa aspek yakin pendidikan, infrastruktur dan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Insya allah kalau tiga ini sudah selesai, kemudian RTLH dan ruang sekolah sudah tinggal sedikit, kita akan fokus penyediaan air bersih,” jelasnya.
Tatu juga mengaku bahwa kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang amat sangat penting dan menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan sangat erat kaitannya dengan kesehatan.
“Sedangkan indikator dari IPM jugaa kesehatan. Bahkan yang menjadi indikator stunting juga adalah air bersih. Oleh sebab itu semoga PDAM dapat lari lebih cepat lagi dalam penyediaan air bersih,” ujarnya.
Ia pun bersyukur karena saat ini Perumdam Tirta Albantani telah masuk ke wilayah serang bagian timur. Hal itu tentunya menambah capaian air bersih di Kabupaten Serang. Selain itu, pihaknya juga memprioritaskan pembangunan akses air bersih untuk dapat dibangun di wilayah utara Kabupaten Serang.
“Alhamdulillah di PDAM Tirta Albantani telah masuk ke perumahan Cikande. Ini memang menjadi skala prioritas kami Pemda Kabupaten Serang dalam penyediaan air bersih. Kami berharap selain PDAM di support dari anggaran APBD, juga dari pemerintah Provinsi atau pusat. Kita juga mencoba menjalin kerjasama dengan pihak swasta, supaya bisa lebih mempercepat hal tersebut, karena masih sangat jauh,” tandasnya.
Senada dengan itu, Direktur utama PDAM Tirta Albantani, Eli Mulyadi mengatakan bahwa sampai saat ini, penduduk Kabupaten Serang yang sudah tersentuh jaringan air PDAM Tirta Albantani hanya sebagian kecil saja.
Dirinya menyampaikan dari total keseluruhan penduduk yang ada Kabupaten Serang sekitar 1,6 juta penduduk, baru sekitar 250 ribu penduduk saja yang telah menikmati jaringan air bersih dari PDAM Tirta Albantani, atau sekitar 14 persen dari jumlah keseluruhan tersebut.
“Baru 14 persen penduduk yang sudah ada jaringan pipanya. Jadi baru 250 ribu penduduk yang sudah tersentuh jaringan air PDAM dari total penduduk Kabupaten Serang sekitar 1,6 juta penduduk. Jadi masih rendah,” ujarnya.
Eli mengaku saat ini pihaknya ditargetkan oleh pemerintah Kabupaten Serang untuk menambah cakupan jangkauan air bersih. Namun, ia terkendala dengan modal untuk membangun jaringan infrastruktur pipanisasi air bersih tersebut.
“Makanya kita ditargetkan oleh pemkab itu untuk bisa mencapai target 60 persen cakupan layanan. Untuk itu kita sekarang lagi berupaya dari semua sisi. Kita meminta tambahan penyertaan modal oleh pemkab untuk membangun jaringan infrastruktur pipanisasi ini,” ungkapnya.
Selian itu, Eli juga menyebutkan, pada tahun 2023 ini, PDAM Tirta Albantani menganggarkan sebanyak Rp6 miliar untuk kebutuhan peremajaan infrastruktur pipanisasi air.
“Ini persoalan bahwa sarana perpipaan kita sudah tua. Makanya kita dianggarkan pada tahun ini, itu sebanyak Rp6 miliar untuk peremajaan perpipaan, pompa, panel dan sebagainya,” katanya.
Namun, dalam pelaksanaannya peremajaan pipa tersebut tidak secara langsung bisa mencakup seluruhnya. Pasalnya, dirinya juga perlu untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaannya.
“Tapi kan tidak bisa tiba-tiba langsung jadi gitu, kita juga harus menjaga cash flow,” ujarnya.
Dalam pembiayaannya, Eli menjelaskan bahwa pihaknya bekerjasama dengan pihak distributor pompa. Selain itu, alasan perlunya peremajaan infrastruktur air ini, karena semenjak tahun 1977 belum pernah dilakukan peremajaan pipanisasi.
“Jadi kita sudah kerjasama dengan distributor pompa, untuk pola pembiayaan peremajaan pompa itu bertahap, kita nyicil dan sudah kita mulai. Ini kita mulai dari wilayah padarincang. Sebelumnya, sudah kita kanibal pakai pompa lama dan saat ini pipa tersebut sudah habis. Jadi, mau tidak mau kita harus investasi pakai pipa baru,” jelasnya.
Dirinya mengaku, salah satu hal yang sulit ialah dalam melakukan penggantian pipa lama. Karena jaringan pipa tersebut berada didalam tanah. Menurutnya, untuk peremajaan infrastruktur air tersebut pihaknya akan mulai dari pompa-pompanya.
“Kalau pipa itu memang cukup susah. Karena memang ini pipa-pipa lama. Apa lagi ini kan ada di kedalaman, yang harus kita lakukan peremajaan itu sekarang dipompa dulu, baik pompa intake dan pompa distribusi untuk menekan tekanan air, itu yang kita ganti secara bertahap,” terangnya.
Selain itu, dirinya juga menanggapi permasalahan yang saat ini ada di Kasemen, Kota Serang. Pihaknya akan segera mengganti pompa air yang ada sana menggunakan pompa dari tempat lain yang saat ini belum difungsikan.
“Sebelumnya kita sudah beberapa kali beli pompa, termasuk ini rencananya yang untuk di Kasemen. Akhirnya kita ambil dulu dari WTP (water treatment plant, red) di Cisangkuy, karena Cisangkuy sudah dibangun WTP akan tetapi belum ada peminatnya, akhirnya kita pakai terlebih dahulu. Insya Allah ini secepatnya akan normal kembali,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pembiayaan untuk investasi dalam pembangunan infrastruktur air cukup besar. Hal tersebut membuat pembangunan tidak bisa dilakukan dengan cepat.
“Pompa itu harganya lumayan. Untuk pompa kecil saja harganya sekitar Rp80 juta, kita saat ini sudah pesan yang ukuran sedang dan sudah datang, itu harganya Rp200 jutaan. Itu hanya pompanya saja, belum panelnya, panel saja sudah Rp300 jutaan dan belum lagi aksesorisnya sekitar Rp100 jutaan lebih. Makanya untuk satu kali investasi pompa itu cukup luar biasa. Investasi di air itu cukup besar sama halnya seperti PLN. Problem ini sebetulnya sudah diakumulasi karena sudah lama, akhirnya bertemulah di satu titik permasalahan ini, makanya kita urai satu persatu dan kita perbaiki. Karena butuh waktu, butuh kekuatan serta finansial juga,” katanya.
Pihaknya dalam pemenuhan kebutuhan peremajaan infrastruktur air, juga mengupayakan untuk pendanaan program tersebut melakukan kerjasama dengan semua pihak.
“Makanya kita coba ajak kerjasama dengan pihak swasta, melobi ke distributor untuk minta tempo,” tandasnya.(MG-02/PBN)
Tinggalkan Balasan