Permasalahan Putus Sekolah di Kota Serang Perlu Penyelesaian yang Komprehensif

SERANG, BANPOS – Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten ternyata masih terdapat banyak anak putus sekolah. Untuk penyelesaiannya, diperlukan penyelesaian yang komprehensif agar persoalan itu selesai menyeluruh.

Wakil Ketua III DPRD Kota Serang, Hasan Basri, mengatakan bahwa terkait 133 anak di Kota Serang yang putus sekolah, salah satu alasannya karena faktor ekonomi. Namun menurutnya, alasan tersebut sudah tidak relevan saat ini.

Hal itu karena Pemkot Serang telah mengalokasikan anggaran sebesar 20 persen dalam APBD, untuk pendidikan jenjang SD Negeri dan SMP Negeri.

“Kalau alasan ekonomi, itu kita sudah mengalokasikan 20 persen APBD untuk pendidikan SD dan SMP. Mestinya sudah tidak ada alasan karena faktor ekonomi,” katanya, Selasa (25/7).

Hasan menyampaikan, jika penyebabnya hal lain, maka menurutnya semua OPD harus bekerjasama dalam hal penyelesaian masalah tersebut.

“Kalau misal penyebabnya yang lain, nah ini penyelesaiannya harus lebih integratif dan mungkin kita ada kerjasama lintas sektoral, lintas OPD,” ucapnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa bila ada penyebabnya karena kasus broken home atau perceraian, penangannanya harus lebih komprehensif.

Hasan juga menuturkan, instansi terkait pun perlu turun untuk melakukan penanganan anak putus sekolah. Hal itu perlu dilakukan untuk memberikan edukasi, sehingga angkanya tidak terus meningkat.

“Makanya harus komprehensif, lintas sektoral. Baik edukasi keluarga, lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Kita ada DP3AKB. Mungkin perlu turun juga untuk edukasi. Perda dan Perwalnya sudah ada,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekdis Dindikbud Kota Serang, Tb. Agus Suryadin, mengatakan bahwa saat ini data siswa yang putus sekolah yang ada di Kota Serang sebanyak 133 anak, dari mulai SD hingga tingkat SMA.

“Anak-anak yang putus sekolah sudah kita data dan ada sebanyak 133 yang putus sekolah. 80 persen itu karena faktor ekonomi. 20 persen sisanya karena adanya anak yang cacat dan juga ada yang sewaktu sekolah jadi korban bullying dan lain sebagainya. Dari 133 orang ini kita akan bantu agar anak-anak ini dapat melanjutkan sekolah,” katanya.

Sementara Kepala Dindikbud Kota Serang, Tb. M. Suherman, mengatakan bahwa kebanyakan faktor ekonomi menjadi alasan untuk tidak melanjutkan sekolah. Padahal, menurutnya saat ini sudah banyak program yang membantu peserta didik.

“Rata-rata alasannya ekonomi, padahal alasan ekomoni sudah bisa diatasi. Ada program Indonesia pintar, kuliah Indonesia pintar, artinya hal tersebut tidak bisa menjadi suatu alasan. Kalau alasannya ekonomi. Kalaupun ada, persentasenya sedikit. Tapi yang banyak ditemui karena alasan membantu orang tua atau karena dirinya sendiri memang tidak mau melanjutkan. Padahal, kalau alasannya bayaran kan sudah ada dana bos,” katanya.

Suherman juga mengimbau untuk seluruh masyarakat Kota Serang, agar tidak menjadikan alasan ekonomi untuk tidak melanjutkan sekolah.(MG-02)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *