Sebanyak 225 mahasiswa dari STKIP dan STAI Syekh Manshur akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2023 di tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang selama 40 hari.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) sekaligus Ketua Pelaksana Pelepasan KKN Mahasiswa, Minhatul Ma’arif mengatakan, ratusan mahasiswa yang akan mengikuti KKN tersebut nantinya akan dibagi menjadi tiga golongan.
“Kegiatan hari ini yaitu kegiatan pelepasan mahasiswa STKIP Syekh Mansyur dan STAI Syekh Mansyur berjumlah 225 orang. Dari STKIP Syekh Mansyur ada 165 orang yang terbagi ke 3 jenis KKN,” kata Minhatul Ma’arif kepada wartawan, Senin (31/7).
“KKN pertama perguruan tinggi ada 154 orang, 10 orang kita berangkat untuk mengikuti KKN kolaborasi nasional dan 4 orangnya ikut dalam KKN mengajar.
Sementara untuk STAI Syekh Mansyur ada 60 orang,” sambungnya.
Dijelaskannya, untuk KKN perguruan tinggi akan dibagi ke tiga wilayah di Kabupaten Pandeglang diantaranya Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Panimbang, dan Kecamatan Sobang.
“Untuk KKN di perguruan tinggi sendiri dibagi ke tiga daerah, yakni Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sobang,” terangnya.
Ia menambahkan, mahasiswa yang akan mengikuti KKN tahun 2023 ini nantinya akan difokuskan untuk memecahkan suatu masalah yang ada di lapangan.
“KKN sendiri difokuskan ke permasalahan di lapangan, sehingga satu orang mahasiswa harus menyelesaikan satu masalah yang ada di lapangan. Sehingga kami berharap 165 Mahasiswa mampu menyelesaikan 165 permasalahan yang ada di lapangan,” jelasnya.
Selain itu, untuk menunjang kesehatan dan keselamatan para mahasiswa saat melakukan KKN di daerah, pihak kampus juga memberikan asuransi kepada para mahasiswa.
“Karena mahasiswa kami mobilitasnya kebanyakan di lapangan, maka kami antisipasi dengan memberikan asuransi kesehatan dan kecelakaan untuk para mahasiswa. Sehingga kami tidak ingin memberatkan orang tua jika terjadi hal yang tidak diinginkan di lapangan,” tuturnya.
Selain memberikan asuransi, pihak kampus juga memberikan pembinaan terlebih dahulu kepada para mahasiswa sehari sebelum keberangkatan ke lokasi KKN.
“Dan kedua untuk mengantisipasi banyaknya isu mahasiswa KKN diusir oleh warga kita sudah melakukan program dan pelatihan selama satu hari full sebelum para mahasiswa melakukan KKN. Jadi para mahasiswa dibina dulu oleh perguruan tinggi, dengan cara bagaimana bertemu dengan warga,” ungkapnya.(dhe/pbn)
Tinggalkan Balasan