Nelayan Minta Muara Karangantu Dikeruk, Tempat Bersandar Perahu Alami Pendangkalan

SERANG, BANPOS – Pendangkalan sungai menghambat kegiatan para nelayan Karangantu, Kecamatan Kasemen. Pasalnya, akibat pendangkalan di muara karangantu tersebut para nelayan kesulitan untuk menepikan perahunya di pinggiran sungai yang memang menjadi lokasi tempat bersandarnya perahu nelayan-nelayan tersebut.

Salah satu nelayan di Karangantu, Tahir (32) mengatakan bahwa adanya pendangkalan di sungai tersebut membuat aktivitasnya terganggu. Karena perahu yang dirinya miliki kesulitan untuk berangkat melaut, juga saat kembali.

“Lalu lintas perahu seperti parkir sulit untuk menepi, saat pagi mau melaut juga susah. Menghambat nelayan,” katanya.

Tahir mengaku pendangkalan tersebut sudah terjadi sejak lama. Akan tetapi hingga saat ini tidak kunjung dilakukan pengerukan untuk mengurangi lumpur, sampah hingga bangkai kapal yang ada di sungai tersebut.

“Sudah lama, lama banget malah. Terakhir kira-kira sekitar 10 tahun belum ada pengerukan kembali. Pagi ini (1/8) malah parah, paling tidak sampai satu meter airnya,” ujarnya.

Dirinya menyampaikan, bahwa ia bersama nelayan lainnya sudah sering mengajukan pengerukan lokasi tersebut. Akan tetapi, hingga saat ini tidak kunjung dilakukan pengerukan.

“Maunya sih setiap tahun dilakukan pengerukkan. Kita juga sudah sering mengajukan ke pihak terkait untuk meminta pengerukan. Katanya sih sudah diajukan untuk ditindaklanjuti prihal pengerukan lumpur yang ada di sungai yang jadi dermaga ini,” ungkapnya.

Menurutnya, pengerukan tersebut idealnya dilakukan dua kali dalam lima tahun. Tahir berharap, agar sungai tersebut bisa segera dilakukan pengerukan. Agar aktivitasnya sebagai nelayan tidak terhambat.

“Standarnya lima tahun dua kali dilakukan pengerukkan. Harapannya, ini bisa dilakukan pengerukkan supaya lalu lintas nelayan bisa lancar tanpa hambatan,” ujarnya.

Senada dengan itu, nelayan lainnya, Supri (50) mengungkapkan, bahwa aktivitasnya sebagai nelayan terganggu dengan pendangkalan tersebut. Pasalnya tidak hanya lumpur yang ada di sungai tersebut, tetapi juga adanya bangkai-bangkai perahu dan sampah juga mengganggu dirinya dalam menggerakan kapal untuk melaut.

“Sulit, kan banyak sampah, kayu sisa bangkai kapal terus lumpur kan itu ganggu. Apalagi itu sampah sama kayu, kalo kena kipas kapal bisa rusak kipasnya. Ini kan menghalangi aktivitas nelayan,” ungkapnya.

Dirinya mengaku sudah seringkali mengajukkan kepada pihak terkait untuk melakukan pengerukan dan pembersihan sungai tersebut baik dari lumpur, sampah juga kayu sisa bangkai kapal.

“Sudah beberapa kali ngajuin, tapi cuma jawab iya-iya aja, tapi ga ada tindaklanjut sampai sekarang. Yah mudah-mudahan ini bisa secepatnya dibersihkan,” tandasnya. (CR-01/AZM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *