SERANG, BANPOS – Stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang menghantui anak-anak Indonesia. Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu sumber daya manusia karena berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.
Pramuka Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan sosialisasi pentingnya mencegah stunting di masyarakat. Acara tersebut dilaksanakan di lingkungan Jabang Bayi, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Sosialisasi tersebut diadakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanggulangan stunting pada anak-anak. Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang pola makan sehat serta gaya hidup yang mendukung pertumbuhan optimal anak.
Selain itu, pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan salah satu program yang digencarkan oleh pemerintah Indonesia. Saat ini, Presiden Indonesia Joko Widodo mengintruksikan bahwa di tahun 2024 angka stunting harus turun sampai 14 persen. Di tahun 2019 angkat stunting di Indonesia mencapai 24,5 persen dan pada tahun 2023 sedang mencapai 20,5 persen.
Pemateri sosialisasi pentingnya mencegah stunting , Rizki Maulana menyampaikan bahwa dalam upaya mencegah stunting, orang tua perlu untuk diberikan pemahaman terkait gizi yang dibutuhkan anak.
“Untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting pada anak, perlu adanya pemahaman lebih dulu dari orang tua tentang gizi anak yang harus dipenuhi,” ujarnya, Senin (31/7).
Dirinya juga mengungkapkan bahwa selain orang tua, para remaja pun perlu untuk ikut berkontribusi dalam langkah penanggulangan dan pencegahan stunting.
“Ini salah satu peran kita sebagai remaja dan orang tua yang memiliki anak. Karena makanan apa dan kandungan apa yang ada pada makanan yang dimakan anak, itu yang akan memperngaruhi kondisi anak dimasa yang akan datang,” ungkapnya.
Rizki menyampaikan ciri-ciri stunting dan beberapa faktor penyebab terjadinya stunting. Dimana ciri-ciri dari stunting adalah tinggi badan anak yang seusianya lebih pendek daripada anak yang lain. Stunting ini tidak ditentukan oleh genetik, faktor penentunya adalah asupan gizi, pola asuh, dan juga sanitasi atau kamar mandi harus terawat.
“Orang yang stunting sudah pasti pendek, tapi orang yang pendek belum tentu stunting. Penyebab stunting ada tiga yaitu sub optimal parenting (pola asuh), sub optimal health (fasilitas kesehatan) dan sub optimal nutrition (pemenuhan gizi),” ucapnya.
Kemudian, Ketua Dewan Racana Pramuka Untirta, Siti Nurasiah turut memberikan tanggapan bahwa sosialisasi stunting merupakan wujud dukungan terhadap program pemerintah dan juga sebagai kepedulian pramuka untirta dalam meningkatkan kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak.
“Selain mendukung program pemerintah tentang berjuang bersama menekan angka stunting, kami juga berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang masalah stunting serta langkah-langkah pencegahannya,” ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan, dengan adanya sosialisasi ini juga diharapkan dapat mengedukasi orang tua dan keluarga mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang seimbang, perawatan kesehatan anak, dan pola asuh yang baik guna mencegah terjadinya stunting pada anak-anak.
“Dengan begitu, semoga angka stunting dapat berkurang dan anak-anak bisa tumbuh secara sehat dan optimal,” jelasnya. (CR-01/AZM)
Tinggalkan Balasan