LEBAK, BANPOS – Forum Anak Nasional (FORAL) Lebak meminta kepada pemerintah untuk dapat mendengarkan suara anak. Salah satu yang ingin didengarkan adalah untuk mewujudkan Kabupaten Lebak yang ramah anak dan anti kekerasan.
Hal itu diungkapkan oleh FORAL dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-39. Peringatan dilaksanakan dengan menggelar kegiatan Festival Budaya Anak (Fesbuk), yang diselenggarakan di Alun-alun Rangkasbitung pada Minggu (6/8).
Diketahui, kegiatan tersebut diisi oleh berbagai agenda, di antaranya yakni kampanye penolakan kekerasan terhadap anak, pembacaan Suara Anak Indonesia (SAI), dongeng, musikalisasi puisi, tari kreasi, tarian daerah, hingga nyanyian daerah.
Ketua FORAL, Reza Ramadhan, mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut, pihaknya mensosialisasikan bagaimana suara dari anak-anak Lebak, yang dibacakan oleh duta anak Lebak. Suara tersebut yakni keinginan dari anak-anak untuk Kabupaten Lebak.
“Kita berharap dengan digelarnya kegiatan ini, suara anak dapat didengar oleh Pemerintah dan masyarakat dapat mendengar suara anak di Lebak,” kata Reza kepada BANPOS.
Reza pun mengatakan, pihaknya tidak lupa untuk terus mengkampanyekan penolakan atau setop kekerasan terhadap anak, khususnya di Lebak, dengan cara melakukan pawai mengelilingi Alun-alun Rangkasbitung bersamaan dengan Car Free Day (CFD).
Berdasarkan data yang ada pada situs Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), diketahui bahwa pada tahun 2023, hingga bulan Juli, terdapat sebanyak 62 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Sementara tahun 2022, di Lebak terdapat sebanyak 149 kasus.
Di sisi lain, Reza menjelaskan bahwa program yang pihaknya selenggarakan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak Lebak. Dalam kegiatan itu, pihaknya memberikan ruang bagi tiap-tiap anak, untuk menampilkan kreatifitas serta kemampuan yang dimilikinya, agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
“Besar harapan agar anak-anak, khususnya di Lebak bisa mencintai dan melestarikan kearifan lokal atau kekayaan yang dimiliki oleh negara kita yakni kaya akan budaya,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat Lebak, Neni, mengatakan bahwa kegiatan yang digelar oleh FORAL tersebut sangat positif dan bisa membantu orang tua untuk memperkenalkan budaya dengan cara yang menarik.
“Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan didukung oleh pemerintah, sebab anak saya juga antusias mengikutinya,” ujar Neni. (MYU/DZH)
Tinggalkan Balasan