Didukung Merck Family Foundation, PATTIRO Banten dan KKM 28 Untirta Kolaborasi Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak di Pasirpeteuy

PANDEGLANG, BANPOS – Kelompok 28 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik gelombang dua Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) bekerjasama dengan Pattiro Banten yang didukung oleh Merck Family Foundation (MFF)) melakukan kolaborasi untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak khususnya soal stunting dan angka kematian ibu serta angka kematian bayi di Desa Pasirpeteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, dengan membangun sarana sanitasi komunal.

Pertemuan sekaligus sosialisasi pembentukan kelompok peduli kesehatan ibu dan anak diadakan oleh Pattiro Banten di Masjid Nurul Iman, Kampus Kalapasan, pada Senin (7/8) siang untuk menindaklanjuti pembangunan sarana MCK di Desa Pasirpeuteuy.

Desa Pasir Peuteuy terdiri dari tiga kampung, yakni Kampung Pasir Peuteuy, Kampung Sabrang, dan Kampung Kalapasan. Oleh karena itu, mahasiswa KKM dan Pattiro Banten saat ini berfokus pada pembangunan sarana MCK di Kampung Kalapasan.

Melalui program Katalis atau Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak bagi Masyarakat Miskin di Perkotaan dan Pedesaan di Provinsi Banten, diharapkan masyarakat miskin perkotaan dan pedesaan dapat lebih sadar akan sanitasi dan air bersih serta menciptakan lingkungan yang sehat dan bermanfaat.

“Kurang lebihnya tercatat sekitar 9 anak lah yang mengalami stunting di Desa Pasir Peuteuy ini. Kemudian kan sumber sanitasi yang cukup sulit ya di Kampung Kalapasan ini, karena dia kan adanya di dataran tinggi gunung gitu,” tutur Kepala Desa Pasir Peuteuy, Sunarsa.

Sunarsa mengungkapkan kegembiraannya atas program mahasiswa KKM dengan Pattiro Banten yang akan membantu perbaikan sanitasi di Kampung Kalapasan.

Dalam acara tersebut, Program Manager Pattiro Banten, Amin, mengungkapkan bahwa pembangunan MCK akan direncanakan bersama warga, sementara RAB dan mekanisme akan disiapkan oleh Pattiro Banten. Pattiro Banten juga akan mengawasi proses pembangunan.

“Kami rasa tentunya kegiatan pembangunan ini akan menghidupkan kembali gotong royong di desa ini. Karena pada dasarnya ini ‘dari kita untuk kita’. Bahkan Pattiro Banten akan mensupport sesuai dengan budget yang sudah disiapkan,” ujar Amin.

Kader Posyandu, Yana, menyampaikan bahwa warga Desa Pasir Peuteuy masih memerlukan pemahaman lebih lanjut tentang identifikasi stunting.

“Kami inginnya sih nanti mahasiswa mengadakan sosialisasi stunting gitu, supaya kami bisa lebih paham lagi soal ciri-ciri apakah si anak ini stunting atau ngga,” tambahnya.

Ketua Kelompok Mahasiswa KKM 28, Muhammad Sopyan, menjelaskan bahwa meskipun sosialisasi stunting telah dilakukan, masih perlu melibatkan seluruh kampung.

“Kami akan terus menggandeng warga disini, dan tentunya disupport oleh Pattiro Banten juga, khususnya dalam pembangunan sanitasi ini,” ujar Sopyan.

Dalam kegiatan ini dilakukan identifikasi masalah dan solusi terkait kesehatan ibu dan anak, serta pembentukan kelompok peduli kesehatan ibu dan anak.(DHE/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *