LEBAK, BANPOS – Tim Pendamping Keluarga (TPK) menjadi ujung tombak dalam pengentasan masalah stunting. TPK yang terdiri dari bidang, kader KB, kader PKK itu memiliki andil dalam pencegahan hingga penanganan permasalahan stunting.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak, Ade
Sumardi, dalam gelaran Apel Siaga TPK di Gedung As-Sakinah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak,
Rabu (6/9).
Ia mengatakan bahwa seluruh TPK memiliki peranan penting dalam penurunan angka stunting baik di
tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. “Dari segi pencegahan hingga penanganan kasus
aktifnya,” ujarnya.
Ade menjelaskan, dirinya senantiasa mengingatkan bahwa untuk pengentasan stunting, harus
diselesaikan dari hulu ke hilir. Dengan demikian, peran seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Saya juga turut berterima kasih kepada teman-teman media yang ikut berkontribusi besar dalam
pengentasan stunting, bagi saya itu keren," tandas Ade yang juga Wakil Bupati Lebak.
Kepala BKKBN perwakilan Banten, Rusman Effendi, dalam laporannya memaparkan bahwa peserta apel
siaga yang hadir mencapai lebih dari 1.500 orang, termasuk dengan Keluarga Berisiko Stunting.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut sebagai penguatan dalam upaya pengentasan stunting, yang mana
pada tahun 2021 angka stunting di Banten mencapai 24,5 persen dan mengalami penurunan menjadi 20
persen.
Sementara dalam aspek beresiko stunting, yang sebelumnya mencapai angka 1,3 juta orang, pada tahun
2022 turun sekira 60 persen atau menjadi 532 ribu orang.
"Saat ini kita sedang menuju Indonesia Emas tahun 2045. Hal ini didukung pula oleh bonus demografi
yang mana remaja saat ini akan mencapai usia produktifnya di tahun tersebut. Maka dari itu perlulah
kita dampingi dan bina demi mewujudkan Indonesia Emas," ujar Rusman.
Di tempat yang sama, Deputi ADPIN BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan bahwa pihaknya
mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh BKKBN Banten ini. Menurutnya, kegiatan ini dapat semakin
menguatkan TPK sebagai garda terdepan dalam pengentasan stunting.
Sukaryo menjelaskan, kondisi stunting di Provinsi Banten mengalami penurunan yang cukup signifikan
meskipun masih berada di ambang batas maksimal dari SSGI Nasional.
"Kita optimistis dapat mencapai apa yang ditetapkan oleh Presiden untuk tahun 2024 mendatang.
Sampai saat ini kita lihat bahwa pada tahun 2022 ini sebagai pembelajaran untuk mencapai target
tersebut," tandasnya. (MYU/DZH)
Tinggalkan Balasan