Belasan Warga Baduy Digigit Ular Tanah

LEBAK, BANPOS – Selama kegiatan pembukaan ladang, terdapat belasan laporan gigitan ular tanah yang dialami oleh warga Baduy. Dari belasan kasus tersebut, satu di antaranya meninggal dunia akibat bisa dari ular agkistrodon rhodostoma itu.

Diketahui, belasan orang menjadi korban dari ular berbisa mematikan tersebut. Dalam satu bulan terakhir, tercatat sebanyak 12 warga Baduy telah menjadi korban gigitan ular.

”Korban meninggal itu atas nama Pulung (43), warga Kampung Cipiit, Desa Kanekes yang masuk kawasan permukiman Baduy” kata Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI), Muhammad Arif Kirdiat, Selasa (12/9).

Arif menjelaskan, korban meninggal dunia lantaran keterlambatan dalam penanganan karena diketahui keluarga korban mencari serum anti bisa ular ke puskesmas terdekat. Para korban gigitan ular tersebut beraktivitas pertanian dikawasan hutan yang merupakan habitat populasi ular tanah.

Ia memaparkan, dari 12 warga Baduy yang menjadi korban gigitan ular berbisa itu, tiga di antaranya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Banten dan lima ke puskesmas setempat, untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan tiga korban lainnya ditangani keluarga di rumah.

”Kami meminta warga Baduy jika menjadi korban gigitan ular mematikan segera dilarikan ke fasilitas kesehatan, sehingga bisa ditangani oleh tenaga medis” paparnya.

Lanjut Arif, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Puskesmas Cirinten dan Cisimeut yang menangani pelayanan kesehatan masyarakat Baduy. Selama ini, masyarakat Baduy yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS PBI dari pemerintah cukup banyak, karena mereka tidak memiliki identitas KTP.

”Kami bersama tim relawan siaga untuk menyelamatkan nyawa warga Baduy yang menjadi korban gigitan ular berbisa ke RSUD Banten, karena digratiskan, meski pasien tersebut tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan” tandasnya.

Sementara itu, warga Baduy, Santa, mengatakan bahwa dirinya sejak membuka ladang di Blok Cicuraheum Gunungkencana menemukan sebanyak enam ekor ular tanah. Beruntung ia tidak menjadi korban gigitan ular itu.

”Kami cukup waspada dan hati-hati ketika membuka ladang pertanian karena rawan gigitan ular berbisa yang mematikan itu” singkat Santa.

Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, mengatakan bahwa masyarakat Baduy jika menjadi korban gigitan ular berbisa bisa ditangani di puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.

”Kami terus meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melayani puskesmas rawat inap” tandasnya. (MYU/DZH/ANT)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *