CILEGON, BANPOS – Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon dalam mengolah sampah menjadi energi pendamping batu bara terus menuai pujian dan perhatian banyak pihak. Atas keberhasilannya itu, Walikota Cilegon, Helldy Agustian pun menargetkan wilayahnya sebagai kota defisi sampah di 2025 mendatang.
Helldy yang juga Ketua Partai Gerindra Kota Cilegon mengatakan, Pemkot Cilegon akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia untuk meningkatkan kapasitas produksi co firing menjadi 120 ton dari semula hanya 1,5 ton dan kini sudah meningkat menjadi 30 ton atas bantuan dari PLN.
“Insha Allah bulan depan kita akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp120 miliar sehingga kapasitas produksi akan meningkat menjadi 400 ton perhari. Kami yakin di tahun 2025 Kota Cilegon akan defisit sampah,” ujar Helldy sebagaimana rilis Dinas Kominfo, Rabu (20 September 2023).
Helldy memaparkan bahwa, metode penanganan sampah di Kota Cilegon sebelumnya dengan cara dibakar. Namun beberapa waktu lalu, cara tersebut menjadi bencana karena terjadi kebakaran hebat selama berhari-hari.
“Sejak tahun 2021 cara pembakaran itu berhasil kami ubah dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi melalui kerjasama dengan PLTU Suralaya,” terang Helldy.
Meskipun Kota Cilegon termasuk daerah yang dijadikan percontohan sebagaimana dinyatakan dalam Perpes No 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa), ia dan jajarannya berinisiatif bisa mengembangkan sampah menjadi energi.
“Alhamdulillah kami telah berhasil mengubah sampah menjadi energi. Sudah banyak kota/kabupaten lain belajar terkait pengelolaan sampah ini,” kata Helldy.
Atas keberhasilannya itu, Kota Cilegon kembali menjadi pusat kajian dari berbagai Lembaga dan universitas terkait pengelolaan persampahan.
Salah satunya kegiatan untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam mengimplementasi Waste-to-Energy di Indonesia yang digelar oleh Resilience Development Initiative (RDI) dan University Of Queensland menggelar Capacity Building 2 yang bertajuk “Identifikasi Resiko Teknis RDF dan Study Tour ke RDF TPSA Bagendung Cilegon”, di sebuh hotel di Cilegon, kemarin.
Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu dihadiri langsung oleh Walikota Cilegon Helldy Agustian, Koordinator Investasi dan Kerjasama Bioenergi Kementerian ESDM Trois Dilisusendi dan Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) Danang Azhari.
Sementara, Danang Azhari selaku Deputy Programe Manager Resilience Development Initiative (RDI) menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Pemerintah Kota Cilegon dalam mengatasi permasalahan sampah.
“Saya sangat mengapresiasi Kota Cilegon karena meskipun tidak di tunjuk dalam perpres namun telah berhasil mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya,” ucap Danang.
Danang mengungkapkan bahwa kegiatan Capacity Buliding merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahunnya.
“Tahun ini menjadi yang kedua dimana sebelumnya kita sudah laksanakan kegiatan serupa, dan alhamdulilllah di tahun ini untuk jumlah peserta meningkat menjadi 70 orang yang sebelumnya hanya 50 orang,” tutur Danang.
Untuk diketahui, RDI mengusung inovasi berupa Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengatasi permasalahan sampah, dimana dalam teknik pengelolaannya melibatkan konversi sampah domestik organik dan anorganik yang dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk digunakan dalam pembakaran di PLTU, industri semen, industri tekstil, serta industri lainnya melalui proses Homogenizers dan Biodrying.
Inovasi tersebut merupakan salah satu bentuk terobosan Waste-to-Energy yang mana selain dapat mengurangi timbulan akhir sampah, RDF dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan sumber energi berbasis fosil.
Dalam konteks ini, Cilegon menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang telah berhasil mengubah sampah menjadi Energi yakni mengubah sampah menjadi co firing. (adv)
Tinggalkan Balasan