SURAKARTA, BANPOS – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) merangkul Asosiasi Penggilingan Padi untuk menyalurkan beras komersial milik Perum Bulog. Ini dilakukan untuk mempercepat stabilisasi harga beras.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengakui, pihaknya menjadi tumpuan dalam membentuk dan menjaga kestabilan harga. Mulai dari tingkat petani, penggilingan hingga pedagang.
Apalagi Jokowi juga menugaskan NFA membentuk ekosistem pangan yang menghubungkan end to end.
Hal ini disampaikan Arief saat membuka business meeting dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (DPP PERPADI) di Surakarta, Senin (23/10/2023).
Arief bilang, mulai dari kementerian, lembaga, asosiasi, perusahaan swasta, BUMN(Badan Usaha Milik Negara), hingga pihak-pihak di pasca panen, seperti penggilingan padi, harus bahu membahu.
“Terutama untuk penguatan stok dan kestabilan harga di pasar,” ujar Arief, melalui siaran pers, Selasa (24/10/2023).
Dia mengatakan, saat ini kondisi di hulu, yaitu para petani padi, tengah bahagia karena harga gabah yang lebih baik. Sedangkan di hilir, telah banyak program Pemerintah sebagai intervensi untuk menekan harga beras di pasar.
“Sekarang, tinggal bagaimana menaruh perhatian pada sedulur penggilingan padi,” katanya.
Untuk itu, pihaknya telah memiliki strategi yang solutif untuk membantu kondisi penggilingan padi tersebut.
Ekonomi Meningkat
Arief menilai, upaya membanjiri pasar dengan beras dari Perum Bulog, termasuk ke penggilingan padi, menjadi langkah tercepat.
Seperti diketahui, stok beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton akan dikucurkan langsung ke penggilingan padi secara nasional. Menurutnya, langkah ini untuk melengkapi upaya-upaya intervensi Pemerintah demi percepatan penurunan harga beras, yang masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Arief mengatakan, salah satu tugas NFA, yakni memastikan stok beras selalu tersedia. Dan menurutnya, stok beras di gudang Bulog tidak boleh di bawah 1 juta ton. Faktanya sekarang, Bulog memiliki stok 1,4 juta sampai 1,5 juta ton beras.
“Kami mau pastikan, saat Pemilu (Pemilihan Umum) 14 Februari 2024, stok beras cukup, bahkan sampai ke 9 April,” katanya.
Berdasarkan pantauan pada panel harga pangan yang dikelola NFA, harga beras medium di pasaran kembali menggambarkan kondisi yang semakin kondusif.
Untuk harga beras medium per 23 Oktober 2023, tercatat Rp 13.190 per kilogram (kg). Hal ini menandakan, ada penurunan 30 poin dibandingkan harga beras sejenis di 1 Oktober yang berada di Rp 13.220 per kg.
Selanjutnya, perkembangan harga beras medium IR-III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kembali mencatatkan depresiasi.
Terpantau pada 20 Oktober, harga beras di PIBC tercatat Rp 10.996 per kg, turun secara gradual dibandingkan harga 1 Oktober yang berada di Rp 11.331 per kg.
Adapun untuk realisasi bantuan pangan beras tahap kedua, yang dimulai sejak September, telah mencapai 399 ribu ton atau 66,3 persen per 22 Oktober.
Sedangkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai 22 Oktober, telah tercapai sebanyak 854 ribu ton.
Terakhir, dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) sampai 20 Oktober, NFA bersama Pemerintah Daerah telah menggiatkan di sebanyak 1.133 lokasi yang tersebar di 332 kabupaten per kota.
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PERPADI Sutarto Alimoeso mengakui, Rakernas merupakan wadah dalam membahas permasalahan yang ada dan merumuskan solusi yang dapat diusulkan ke Pemerintah.
“Semua tahu persoalan beras ternyata tidak baik-baik saja, sehingga kami bertemu untuk mencari solusi dan memberikan masukan kepada Pemerintah,” katanya.
Terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, pihaknya telah diminta NFA menyalurkan beras komersial ke penggilingan.
Untuk itu, pihaknya akan meminjam Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk dilepaskan secara komersial ke penggilingan padi.
“Dari CBP sebanyak 1,6 juta ton, kami mau pinjam 200 ribu ton untuk penyaluran atau sisi komersial ke penggilingan-penggilingan,” ujar Buwas-sapaan akrab Budi Waseso kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Namun untuk melakukan hal tersebut, tidak bisa secara sembarangan. Karena ada aturan yang mengikat penggunaan CBP, yakni tidak boleh disalurkan secara komersial.
“Secara hukum, CBP tidak boleh diberikan ke penggilingan. Tapi, karena sudah disetujui NFA, jadi kami pinjam CBP. Nanti diganti,” katanya.
Untuk itu, pihaknya akan memastikan lebih dulu terkait aturan penggantian beras CBP tersebut.
“Apakah nanti (opsinya) akan impor tersendiri (beras) komersial (untuk mengganti beras CBP), atau bagaimana,” tukasnya.
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Kamis 26/10/2023 dengan judul Stabilisasi Harga, NFA Kebut Penyaluran Beras Komersial Bulog. (RMID)
Berita Ini Telah Tayang Di https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/194220/stabilisasi-harga-nfa-kebut-penyaluran-beras-komersial-bulog/3
Tinggalkan Balasan