Elit Golkar Cilegon Saling Sikut Soal Nama Calon Walikota, Pengamat Bilang Begini

CILEGON, BANPOS – Adanya perpecahan di elit Golkar Kota Cilegon yang terbelah menjadi dua kubu bakal calon walikota Cilegon yakni kubu Isro Mi’raj dan Robinsar semakin meruncing.

Hal ini semakin diperparah lantaran Ketua Dewan Pertimbangan DPD II Partai Golkar Kota Cilegon Tb Iman Ariyadi tidak mengakui Isro Mi’raj sebagai bakal calon walikota Cilegon yakni dimandatkan DPP.

Kemudian pernyataan tersebut dianggap keliru oleh Wakil Ketua Bidang Kerohanian DPD II Partai Golkar Kota Cilegon Sutisna Abbas.

Pengamat Politik, Syaiful Bahri, mengatakan adanya dua kubu di tubuh Golkar Cilegon merupakan hal yang wajar dan terjadi di beberapa daerah, karena mandat bakal calon walikota diberikan kepada dua kader.

“Rekomendasi ganda yang terjadi untuk Pak Isro sama Bu Ati yang kemudian Bu Ati nya lempar handuk atau mundur diganti Robinsar ini justru strategi DPD Golkar karena yang model begini juga kan hampir di beberapa daerah,” kata Syaiful kepada BANPOS saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (23/4).

“Jadi memang strategi Golkar adalah memutus dari satu kandidat yang diberi mandat untuk sosialisasi sebagai bakal calon kepala daerah di masing-masing wilayah,” sambungnya.

Ia menuturkan adanya dua kandidat yang diutus DPP Golkar sehingga menimbulkan konflik di internal Golkar Cilegon merupakan konsekuensi partai.

“Jadi dari DPP sendiri dari awal dua ya, itu perkara akhirnya ada konflik atau hubungan yang tidak baik-baik saja antara elit Golkar Kota Cilegon ya itu bagian dari konsekuensi politik, kompetisi apalagi,” terangnya.

Menurutnya kandidat bakal calon Walikota Cilegon harus fokus kepada kerja-kerja partai walaupun ada ketidaksukaan di elit partai kepada salah satu kandidat.

“Ketidaksukaan pengurus DPD akan juga nurut pada rekomendasi DPP perkara ok atau tidak respon atau tidak respon jangan terlalu diambil pusing justru itu harus dijadikan motivasi bahwa ketika pengurus Golkar Cilegon tidak ok tapi ternyata DPP merekomendasikan ke pak Isro mau apa, ini yang tadinya tantangan malah kemudian kita termakan sehingga habis energinya untuk meladeni jangan-jangan ini strategi nya Bu Ati pak Iman untuk tampil,” paparnya.

“Menurut saya pak Isro harus fokus terus untuk menarik hati masyarakat pemilih Kota Cilegon untuk terus membangun komunikasi yang terbaik dengan parpol yang mungkin akan berkoalisi dengan Golkar atau ternyata pak Isro lebih nyaman nanti dengan pimpinan parpol selain Golkar akan semakin menambah grade pak Isro. Apalagi Pak Isro kan bukan orang baru dalam perpolitikan Cilegon. Hari ini pun beliau beruntung sebagai ketua kawan,” paparnya.

Walaupun saat ini DPD II Partai Golkar Kota Cilegon lebih condong ke Robinsar, karena menurutnya Robinsar orang baru di dunia politik.

“Walaupun Pak Iman, Bu Ati lebih condong ke Robinsar, positif thinking, (karena) kalau nggak didorong, Robinsar nggak mungkin ke atas lah, kan baru dikenal di Dapil Grogol-Pulomerak,” ujarnya.

“Kalau tidak didorong oleh DPD Golkar Kota Cilegon nggak mungkin dia bisa seimbang dengan elektabilitas Isro itu aja dimaknainya,” ujarnya.

Sekarang dua kandidat harus membangun komunikasi dan kepercayaan masyarakat.

“Sekarang yang penting untuk membangun komunikasi yang luar biasa membangun kepercayaan dengan DPP walaupun kita tidak direkomendasikan oleh DPD kabupaten kota ngga ngaruh karena rekomendasi yang tanda tangan DPP,” tandasnya. (LUK/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *