LEBAK, BANPOS – Ramai beredar diberbagai media terkait dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebak, DW dengan anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Cibadak yang terjadi beberapa waktu lalu.
Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cibadak, Mustafid, mengatakan pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap DR (terduga anggota PPS) untuk memberikan klarifikasi dan keterangan atas viralnya permasalahan tersebut.
“Kami baru tau, belum ada komunikasi via telepon ya kami ingin yang bersangkutan memberikan keterangan secara langsung, InsyaAllah hari ini bersurat dan lusa anggota PPSnya kesini (Sekretariat PPK Cibadak),” kata Mustafid saat dihubungi BANPOS, Rabu (12/6).
Sementara itu, Komisioner KPU Lebak, DW, membantah dugaan perselingkuhan tersebut. Saat ditemui BANPOS diruang kerjanya, DW memaparkan kronologi yang terjadi.
“Jadi kami itu adalah teman seangkatan di masa SMA dulu. Dan perlu digarisbawahi, pertemuan kami juga bukan cuma berdua, tapi ada teman-teman yang lain. Silahkan tanya ke mereka ,” kata DW.
Ia menjelaskan, pada saat pertemuan tersebut, DR ditinggalkan oleh teman yang membawanya lantaran ada keperluan mendadak. Karena tidak ada yang bisa mengantanya pulang, DW diminta untuk mengantarnya. DW akhrinya menerima permintaan tersebut dengan niat bersilaturahmi dengan keluarga DR.
Pada pukul 20.00 , DW tiba didepan rumah DR. Saat hendak memarkirkan mobilnya, DW didatangi suami DR yang penuh emosi dan hampir mendapatkan kekerasan.
Tak terima diperlakukan seperti itu, DW kemudian mempertanyakan kepada DR apa yang terjadi, namun DR meminta DW untuk pulang.
“Logikanya saja, kalau saya selingkuh buat apa antar pulang jam 8 yang memang orang masih ramai. Dan ngapain saya parkir mobil dan niat turun untuk kenalan dengan keluarganya. Saya sempat emosi karena niat baik saya malah dibalas perlakuan tidak enak begini, tapi saya maklum mungkin dia (Suami DR) lagi ada masalah,” jelas DW.
Ia menerangkan, DR menyampaikan permintaan maaf kepada dirinya namun tidak secara langsung melainkan melalui temannya yang juga ikut pada saat pertemuan tersebut.
“Iya sudah minta maaf, cuma yasudah saya maklumi. Toh saya rasa ini hanya salah paham saja ke saya, saya sadar resiko menjadi pejabat publik memang akan ada hal-hal seperti ini. Jadi saya tanggapi dengan tenang aja, kalau ada yang mau tau kebenarannya begini ya saya persilahkan,” tandasnya. (MYU/DZH)
Tinggalkan Balasan