CILEGON, BANPOS – Walikota Cilegon Helldy Agustian menyerahkan bantuan Rp50 juta kepada lima Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan dua Tim Penggerak PKK di Kota Cilegon.
“Ini bukti bahwa dari semua sisi kami berikan yang terbaik untuk masyarakat Kota Cilegon yang kami cintai,” terang Helldy Helldy di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat, Kamis (4/7).
Helldy yang didampingi sang istri Hany Sevriatri, selain menyerahkan bantuan Rp50 juta, orang nomor satu di kota baja itu juga menyerahkan bantuan bibit cabai sebayak 1.000 batang
Pada kesempatan tersebut Helldy juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan lahan pekarangannya masing-masing dalam gerakan tanam cabai.
Menurutnya, cabai merupakan salah satu bumbu wajib yang ada di dapur sehingga mau tidak mau banyak orang membutuhkannya.
“Kami mendukung kegiatan P2L ini karena memiliki tujuan mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dalam peningkatan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, dan pendapatan,” ujar Helldy sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon.
Tak lupa Helldy juga mengapresiasi inovasi yang sudah dilaksanakan oleh DKPP. Atas inovasi yang telah dilakukan, Pemkot Cilegon meraih juara III tingkat Provinsi Banten untuk Limbah Rumah Potong Hewan (LRH) menjadi pupuk cair Bio-CR1.
Ke depan, Helldy pun meminta terus melakukan inovasi dengan membuat sebuah produk khas Kota Cilegon.
Bila Indramayu terkenal dengan buah mangga, Malang dikenal dengan buah apel, Bali dikenal dengan buah jeruk.
“Nah di Cilegon juga harus memiliki buah indentitas yang khas. Silahkan dicoba buat mangga Cilegon karena kami lihat tanah Cilegon cocok juga ditanami mangga,” terang politisi Partai Gerindra ini dengan nada semangat.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Cilegon Ridwan mengatakan bahwa tujuan kegiatan P2L adalah bagaimana memanfaatkan pekarangan menjadi lebih produktif dengan menanam tanaman yang mendukung kebutuhan sehari-hari.
“Bantuan ini kami berikan kepada wilayah dengan rawan stunting. Minimalnya kalau hasil tanaman ini memenuhi kebutuhan di rumah tangga dan di wilayah sekitarnya, alokasi anggaran yang lain bisa fokus pada pemenuhan gizi anak sehingga terlepas dari masalah stunting,” ucap Ridwan. (ADV)
Tinggalkan Balasan