Helldy vs PKS, Ajang Adu Kuat di Kota Baja

CILEGON, BANPOS – Pilkada Cilegon tahun 2024 merupakan ajang pembuktian antara Helldy Agustian dan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon. Hal ini dikarenakan karena Helldy dan PKS pada Pilkada 2020 lalu berkoalisi dan menjadi pemenang. Pada Pilkada 2020 Helldy berpasangan dengan Sanuji Pentamarta yang merupakan kader PKS. Sementara Helldy diusung dari Partai Berkarya. Keduanya pada saat itu merupakan ketua partai masing-masing di tingkat provinsi. Namun ditengah perjalanan saat memimpin Kota Cilegon, koalisi tersebut tak berjalan harmonis. Dan kedua gerbong koalisi tersebut saling klaim atas kemenangan di Pilkada 2020 lalu.

Saat itu, Helldy-Sanuji memimpin perolehan suara sebesar 34,4 persen. Paslon yang diusung Partai Berkarya-PKS itu meraih 75.343 suara. Sementara itu, petahana Ratu Ati Marliati-Sokhidin, hanya meraih 29,7 persen atau 65.056 suara. Disusul pasangan Ali Mujahidin-Firman Mutakin 21,6 persen atau 47.443 suara dan pasangan Iye Iman Rohiman-Awab meraih 14,3 persen atau 31.458 suara.

Terbaru di Pilkada 2024 Helldy Agustian menggandeng Alawi Mahmud sebagai wakilnya. Pasangan ini diusung Partai Gerindra, PAN dan PKB. Sementara PKS mengusung Nurrotul Uyun sedangkan Sanuji Pentamarta maju di Pilkada Lebak. PKS sendiri menduetkan Nurrotul Uyun dengan Isro Mi’raj yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kota Cilegon. Koalisi Isro-Uyun sudah mendapatkan rekomendasi dari NasDem dan PKS.

Ketua Tim Pemenangan Helldy-Alawi, Mukhlis Sulistyo mengatakan hal tersebut biasa dalam politik, kemarin sama siapa dan sekarang dengan siapa berkoalisi.

“Yang penting ada sebuah kesamaan visi misi dari yang saat ini bergabung itu yang paling penting. Jadi ngga masalah kan misalkan yang lalu dengan siapa, hari ini dengan siapa, yang penting satu visi misi untuk membangun Kota Cilegon. Dan kita menghargai setiap perjuangan orang lain,” kata Mukhlis kepada BANPOS belum lama ini.

“Dan yang pasti memang kalau berbicara masalah Pilkada 2020, ya semua elemen Berkarya, PKS, relawan masyarakat Kota Cilegon turut andil dalam kemenangan ini. Kemenangan ini kemenangan masyarakat Kota Cilegon dan kebetulan tokoh publik pak Helldy dan pak Sanuji satu tim,” sambungnya.

Mukhlis mengungkapkan bahwa kemenangan Pilkada 2020 berkat kerja keras semua tim, bukan hanya klaim salah satu kelompok.

“Saya tahu juga, ya kalau ada yang menganggap seperti itu ya biarkan saja. Yang pasti kerjasama tim kok, digawangi bersama-sama kok,” ungkapnya.

Dengan koalisi yang berbeda di Pilkada Cilegon 2024 ini, pihaknya kedepan akan menyusun strategi dengan tim pemenangan yang lain bagaimana bisa memenangkan kembali kontestasi politik di Pilkada ini.

“Yang pasti kita bersyukur alhamdulillah pak Helldy dan pak Alawi sudah mengantongi SK resmi dari DPP PAN yang diserahkan langsung pak Zulhas Ketum PAN. Sesuai pesan dari pak Zulhas harus menang. Artinya berjuang semaksimal mungkin, kompakin tim dan sebagainya. Itu pesan dari beliau, ini motivasi buat tim untuk memenangkan Pilkada ini,” tuturnya.

Dengan sudah munculnya sejumlah kandidat pasangan calon (Paslon) walikota dan wakil walikota Cilegon, Mukhlis optimis bisa memenangkan kontestasi politik terhadap para kompetitor. Apalagi pihaknya memiliki pengalaman memenangkan Pilkada.

“Kita kan punya pengalaman menang apalagi didukung oleh teman-teman partai koalisi seperti dari PAN, PKB yang saya rasa mereka sudah sangat kuat lah. Kerjasama dan soliditas mereka (sudah tidak diragukan) buktinya PAN dapat 6 kursi kemarin, berarti menunjukkan bahwa mereka juga sangat bisa diandalkan untuk bisa memenangkan pak Helldy dan pak Alawi termasuk PKB juga. Insyaallah kita yakin bisa menang dan mengantarkan pak Helldy untuk dua periode dan didampingi pak Alawi sebagai wakilnya,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Pemilu Daerah PKS Kota Cilegon, Abdul Ghoffar mengatakan Pilkada 2024 adalah momentum PKS untuk membuktikan kemenangan kembali pertarungan di Pilkada Kota Baja. Namun kali ini, pihaknya berkoalisi dengan NasDem mengusung Isro Mi’raj dan Nurrotul Uyun dari kader internal PKS menjadi wakilnya untuk bersama-sama menjadikan Cilegon jadi lebih maju dan lebih baik kedepan.

“Jadi kemenangan 2020 itu tentu dipantau oleh DPW dan DPP kemudian akhirnya DPP memutuskan untuk tahun 2024 kemudian kita koalisinya atau kerjasamanya dengan NasDem dengan figur pak Isro. Itu juga jadi semangat kita supaya nanti kedepan bisa memberikan dampak yang lebih positif lagi di masyarakat Kota Cilegon,” kata Ghoffar kepada BANPOS pekan lalu.

Ghoffar mengaku sudah siap menghadapi semua kompetitor yang saat ini sudah muncul termasuk petahana Helldy Agustian yang diduetkan dengan Ketua DPD PAN Kota Cilegon Alawi Mahmud.

“Owh siap, kita selalu siap dengan siapapun dan kita paham ini tidak mudah perjuangannya. Saya kira ini adalah bisa jadi satu pertumbuhan untuk kemajuan bersama di tahun-tahun berikutnya.

Ini kan sejak awal kita diberi kewenangan ditugaskan untuk koalisi dengan entitas politik namun kemudian dari semua entitas politik itu tentu dicari, disaring, dan kemudian semua dinamika yang ada di Cilegon disampaikan ke DPW dan DPP. Lalu kemudian DPP pusat kemudian memberikan suatu keputusan, saya kira ada pertimbangan-pertimbangan menurut DPP bisa jadi itulah yang perlu kita lakukan sekarang (memenangkan Pilkada Cilegon 2024),” paparnya.

Dibagian lain, Pengamat Politik dari The Sultan Center Edi M Abduh menyatakan di Pilkada Cilegon 2024 ini bakal terjadi perseteruan yang sengit antara keduanya.

“Kalau memang fenomena kesana bisa jadi juga para petugas partai, para timses juga akan membuktikan itu. Ada perang dingin jadi akhirnya timbul perseteruan konflik itu,” ungkap Edi kepada BANPOS beberapa waktu lalu.

Menurutnya, perubahan politik itu dikarenakan adanya konflik kepentingan dan muncul ide gagasan baru.

“Tinggal nanti dari petugas partai pembuktiannya, kalaupun ngga sama kondisinya 2020 sekarang kan 2024 berbeda. Karena memang PKS sendiri kan orangnya berbeda usungan dari PKS nya. Tapi perseteruan itu pasti ada,” paparnya.

Akademisi Universitas Bina Bangsa (Uniba) ini mengungkapkan jika jumlah kursi tidak menjamin kemenangan di Pilkada. Harus ada sosok calon yang kuat dan mesin partainya jalan.

“Di Pilkada berbeda. Kalaupun banyak kursinya. Karena tergantung dari gerak langkah dari timses dan relawan. Dan sosok personaliti dari masing-masing calon. Contoh kaya pilpres pak Prabowo begitu banyak relawan. Namun semua punya kans, punya peluang karena penentunya bukan kursi. Semua punya peluang tergantung dari mesin partai ditambah timses dan relawan mengakar atau tidak di konstituen,” tandasnya. (LUK)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *