RS Penuh, Pasien Covid-19 di Kota Serang Dirawat di Tenda

SERANG, BANPOS – Seluruh kamar isolasi untuk pasien Covid-19 di RSUD Kota Serang telah terisi penuh. Dari total 18 kamar yang disediakan, semua telah terisi oleh pasien Covid-19. Dua tenda darurat pun didirikan untuk digunakan sebagai tempat merawat pasien Covid-19 kategori gejala sedang dan berat.

Berdasarkan pantauan di lokasi, terdapat dua buah tenda yang berdiri di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Terlihat satu orang petugas yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap berjalan mengecek dua buah tenda tersebut.

Sedangkan dari informasi yang berhasil dihimpun, pada tenda pertama yang bertuliskan BPBD, sudah ada tiga orang pasien yang dirawat di sana. Hal itu karena penuhnya 18 kamar isolasi yang telah disediakan.

Kabid Komunikasi dan Informasi pada Satgas Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, menjelaskan bahwa saat ini kasus penularan Covid-19 di Kota Serang terbilang fluktuatif. Pada bulan lalu, angka tertinggi kasus penularan dalam satu hari mencapai 49 kasus.

“Sempat terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 hingga 49 kasus pada pertengahan Juni 2021. setelah itu, tren kasus positif cenderung menurun per harinya hingga mencapai 15 sampai 20 kasus per harinya,” ujarnya saat ditemui di Diskominfo Kota Serang, Kamis (1/7).

Oleh karena itu, Hari menuturkan bahwa tempat isolasi yang disediakan oleh Pemkot Serang dan berisi 18 kamar tidur bagi pasien Covid-19 di RSUD Kota Serang, telah penuh untuk merawat pasien dengan kategori gejala sedang dan berat.

“Untuk itu, tim gugus tugas memutuskan untuk membangun dua tenda darurat untuk menambah ruang perawatan bagi pasien Covid-19,” ucapnya.

Hari pun menjelaskan bahwa tenda darurat yang dibangun tersebut nantinya dapat diisi hingga 28 tempat tidur, yang dapat digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19.

“Kalau untuk tenda darurat sebenarnya bila di isi penuh mampu menampung 50 orang. Cuma karena kondisi pandemi, kami hanya mengisi dengan 28 tempat tidur,” ungkapnya.

Sejauh ini, rencana penggunaan gedung sekolah maupun gedung lainnya untuk menjadi alternatif ruang isolasi pasien Covid-19, masih sebatas wacana saja. Sedangkan untuk Rusunawa Margaluyu, sudah mulai dilakukan pengecekan lapangan.

“Untuk mengurangi tingkat hunian di rumah sakit, untuk pasien yang bergejala ringan diutamakan melakukan isolasi mandiri di masing-masing rumah, dan di tempat yang disediakan oleh pemerintah. Jadi di rumah sakit tidak menumpuk yang bergejala ringan, sedang, berat. Cukup yang sedang dan berat saja,” tandasnya.(DZH/ENK)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *