CILEGON, BANPOS – Selama pandemi dan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diberlakukan sejak 3 Juli lalu oleh pemerintah, pedagang gawai di Bioskop Ramayana Mall tumpah ruah di lobi.
Hal itu terjadi, lantaran Bioskop masih ditutup dan Ramayana Mallnya sendiri masih dilakukan pembatasan dengan membuka beberapa kios saja. Karena PPKM masih diberlakukan pemerintah dengan memperpanjang waktu sebagai upaya pencegahan dan penanganan wabah virus Covid-19, para pedagang gawai terpaksa harus berjualan di lobi mall agar mereka bisa mendapatkan rizki untuk menghidupi keluarganya.
Seorang pegawai mal yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Kamis (12/8) mengatakan, jika sebelumnya para pedagang gawai tersebut memiliki tempat berjualan tersendiri. Karena ada penerapan PPKM menjadi seperti ini.
“Karena dibatasi untuk lantai satu saja, sebelum PPKM mereka tidak berdagang di sini,” katanya saat ditemui di lokasi.
Ia menuturkan, selain Ramayana tempat belanja masih diberlakukan pembatasan, bioskop yang ada di Ramayana ini sudah cukup lama tutup dan sampai sekarang belum dibuka.
Selain itu kata dia menjelaskan, saat ini belum diberlakukan kartu vaksin sebagai syarat masuk mal Ramayana yang saat ini hanya buka dilantai satu. “Mungkin nanti jika sudah dibuka akan diberlakukan kartu vaksin sebagai syarat masuk mal. Pedagang handphone turun ke lobi mal, hanya toko obat dan toko swalayan saja yang masih buka di Ramayana Mal Cilegon ini,” jelasnya.
Seorang penjual gawai, Kamso Sujarwo mengaku, bahwa dirinya biasa berjualan di lantai dua Mal Ramayana. Karena adanya penerapan PPKM Darurat pada 3 Juli lalu, membuatnya terpaksa harus turun ke lobi mall agar tetap bisa berjualan. “Semenjak PPKM Darurat 3 Juli lalu saya harus turun ke lobi mal untuk tetap berdagang,” ungkapnya.
Menurutnya, apa yang mereka lakukan adalah satu di antara upaya untuk tetap bisa bertahan hidup dan menghidupi keluarganya saat pandemi dan penerapan PPKM.
Dijelaskannya, itu juga dilakukan lantaran tidak memiliki kios di tempat lain dan tidak ingin rugi karena sudah membayar sewa kios, sehingga memilih tetap berdagang meski di emperan seperti ini.
“Sewa gedung tetap bayar tetapi hanya 50 persen, kan ga mungkin juga kalau ga berdagang nanti bayar sewanya dari mana. Dagang disini sudah mendapat persetujuan dari pengelola mall,” jelasnya.
Ia menegaskan, pengelola tidak mempermasalahkan pihaknya berjualan di lobi mall, bahkan pihak pengelola memfasilitasi. Kamso mengaku telah berjualan gawai selama kurang lebih dari 10 tahun. “Tidak mempermasalahkan malah memfasilitasi dan mereka mengerti kita,” tegasnya.
Sedikitnya, ada sekitar 55 pedagang di lantai dua yang khusus berjualan gawai seperti dirinya, dan di bawah itu hanya belasan saja karena tidak tertampung dan beberapa pedagang itu memiliki kios ditempat lain, sehingga tidak berdagang seperti dirinya. “Kalau di bawah ini cuma ada sekitar 15 pedagang karena tidak tertampung. Dan di lantai dua itu ada sekitar 55 pedagang,” pungkasnya. (CR-01/RUL)
Tinggalkan Balasan