CILEGON, BANPOS – Kepala Seksi Operasi Pemadaman dan Kesiapsiagaan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Cilegon, Nanung Eko Siswanto menyebutkan, kebakaran lahan menjadi kasus yang sering terjadi dan ditangani.
Hingga Agustus 2021 kata Nanung, tercatat dari 42 kasus kebakaran yang terjadi, 70 persen diantaranya merupakan kebakaran lahan. Kebakaran lahan tejadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan potensi bahaya kebakaran.
“Lahan masih mendominasi angka kebakaran di Cilegon. Tahun 2021 ada 31 kasus kebakaran lahan yang kita tangani,” kata Eko, Kamis (26/8) kepada wartawan.
Kebakaran lahan itu jelas Eko, disebabkan oleh aktivitas pembakaran sampah hingga pembukaan lahan yang tidak diawasi sehingga membuat area lahan semak dan lahan yang banyak tumbuh ilalang terbakar. Penyebab lain, juga diduga akibat aktivitas pembakaran sampah yang tidak sengaja ditinggalkan.
“Indikasinya bisa pembukaan lahan dengan cara dibakar, terus buangan puntung rokok, dan aktivitas bakaran sampah yang tidak disengaja ditinggalkan lalu apinya membakar area yang mudah terbakar,” jelasnya.
Banyaknya peristiwa kebakaran lahan, Eko mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait potensi bahaya serta efek dari asap yang ditimbulkan dari kebakaran. Sebab menurutnya, asap pembakaran apalagi asap dari pembakaran sampah berbahaya bagi kesehatan.
“Asapnya itukan bahaya buat kesehatan apalagi dari bakaran sampah, kemudian potensi kebakarannya bisa merambat ke pemukiman. Mari sama-sama tingkatkan kesadaran aja,” ujarnya.
Ia menegaskan, untuk menekan angka kebakaran tersebut pihaknya telah melakukan sosialisasi ke 43 kelurahan di Cilegon tentang potensi dan bahaya kebakaran. Sosialisasi itu dilakukan pihaknya untuk melakukan penanggulangan bila terjadi kebakaran.
“Tujuan sosialisasi tersebut untuk memberikan edukasi, informasi dan penanggulangan dini bila ada kejadian kebakaran di tingkat kelurahan masing-masing dan akan diberikan Surat Keputusan (SK) nya juga,” tegasnya. (CR-01/RUL)
Tinggalkan Balasan