SERANG, BANPOS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengeluhkan sejumlah daerah yang belum mengijinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Salah satunya adalah di Kota Serang.
Nadiem mengatakan, saat ini ada 12 wilayah yang belum melaksanakan PTM terbatas karena belum mendapat ijin dari pemerintah daerah (pemda) masing-masing. Padahal mereka berada di kawasan PPKM level 3 yang notabene sudah boleh membuka sekolah. Dia meminta pemda yang dimaksud agar segera melaksanakan tatap muka.
Adapun, pemda tersebut adalah Pemprov Kepulauan Riau, Pemprov Jawa tengah, Pemprov Sulawesi Utara, Pemkot Serang, Pemprov Gorontalo, Pemkab Lampung Tengah, Pemkab Tanggamus, Pemkab Lampung Utara, Pemkab Waykanan, Pemkab Pesawaran, Pemkab Tulang Bawang dan Pemkab Mesuji.
Terpisah, Walikota Serang, Syafrudin menyatakan PTM akan dimulai pekan depan. Syafrudin pun meminta kepada pihak sekolah menengah pertama (SMP) baik negeri maupun swasta untuk mempersiapkan diri. Persiapan meliputi sarana dan prasarana, vaksinasi untuk guru dan murid, meskipun pelajar tidak harus divaksin.
“Dari kemarin-kemarin sudah diperbolehkan PTM, hanya memang perlu persiapannya. Memang ada juga yang sudah siap, ada juga yang sedang bebenah, karena ada protokol kesehatan (Prokes) yang disiapkan menjelang PTM,” ujarnya, usai meninjau vaksinasi di SMP Islam Pariskian, Kota Serang, Rabu (1/9).
Ia mengatakan, vaksinasi pelajar terus digencarkan. Tercatat hingga saat ini sudah sekitar 40 persen atau 10.886 dari total 26 ribu pelajar yang sudah divaksin.
“Vaksinasi ini terus dilakukan kepada pelajar baik di sekolah negeri maupun swasta. Untuk di Pariskian ini jumlahnya 220 dan yang sudah 50 pelajar (tervaksin), target selesai sampai sore,” katanya.
Syafrudin menegaskan, vaksinasi dapat dilaksanakan sesuai dengan instruksi dari Pemerintah Pusat, tanpa menunggu vaksinasi pelajar hingga rampung. Sehingga nantinya PTM dan vaksinasi berjalan berbarengan, dan pihaknya pun terus berupaya agar vaksinasi pelajar bisa mencapai 100 persen.
“Memang belum ada yang melakukan PTM, karena mereka menunggu vaksinasi pelajar. Tapi sesuai Instruksi pemerintah, PTM bisa dilakukan tanpa menunggu vaksinasi, jadi berjalan saja,” tandasnya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Islam Pariskian, Rizqi Mulyana mengatakan, pihaknya telah menyiapkan segala keperluan jelang PTM. Menurutnya, PTM akan dilaksanakan pekan depan berikut dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Kami sudah siap, bahkan dari sebelumnya tahun lalu yang simulasi akan diterapkan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan vaksinasi terhadap 40 tenaga kerja yaitu kepada guru beserta keluarganya yang ada di SMP Islam Pariskian. Vaksinasi dilakukan bertepatan dengan bulan Ramadhan yang lalu
“Bahkan bukan hanya guru, tapi satpam dan petugas lainnya sudah (divaksin) karena ini penting juga,” ucapnya.
Ia mengaku, saat PTM nanti pihaknya akan melakukan sistem shift, kemudian ada jam pelajaran yang sedikit dikurangi. Tentu hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kerumunan pada saat PTM berlangsung.
“Iya jadi sistem shift gantian, ini kami lakukan agar tidak terjadi kerumunan, meskipun memang murid kami tidak banyak,” tandasnya.
Pada bagian lain, berlawanan dengan Nadiem Makarim, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim justru mengapresiasi tindakan tegas yang belum mengijijinkan pelaksanaan PTM. Menurutnya, dibandingkan memaksakan diri untuk membuka PTM dengan ketidaksiapan, langkah pemda yang belum mengizinkan ini jauh lebih baik.
“Bagus itu mengakui belum siap, baik dari vaksinasi dan kesiapan sekolah, seperti Yogyakarta, Kepulauan Riau, Lampung dan sebaguan Jawa Tengah. Jadi kami mendorong sekolah itu untuk jujur, vaksinasi masih rendah, makanya PJJ aja diadaptasikan,” jelasnya.
Keluhan Nadiem, menurutnya adalah bentuk kegagalan dia sebagai bapak pendidikan Indonesia saat ini. Jika kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemda baik, hal ini tidak akan terjadi.
“Saya rasa ini bentuk kegagalan komunikasi Mas Menteri, dia kan agak irit berkoordinasi dengan pemda. Saya minta perbanyak aktivitasnya untuk meninjau, menyapa guru termasuk kepala daerah, itu kelebihan kita orang Indonesia, rangkul mereka,” pungkas dia.(MUF/ENK/JPG)
Tinggalkan Balasan